Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Rusia Menginvasi Ukraina, Siap-siap Harga Migas Melambung

Kompas.com - 23/01/2022, 16:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

Dan harga minyak bumi yang menembus 100 dollar AS per barel akibat konflik Rusia-Ukraina akan membuatnya lebih buruk.

“Apa pun yang kami putuskan adalah jalan yang tepat untuk kepentingan dan keamanan kolektif kami,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS kepada CNN.

“Kami siap untuk memberikan biaya besar bagi ekonomi Rusia termasuk sistem keuangannya dan sektor-sektor yang dianggap penting bagi perekonomian Rusia,” sambungnya.

Pasokan minyak Rusia ke AS sebenarnya relatif sedikit, hanya 200.000 barel per hari pada Oktober. Itu hanya 3 persen dari total impor minyak AS sebesar 6 juta barel.

Namun, minyak mentah adalah komoditas yang diperdagangkan secara global. Kejutan harga minyak di satu wilayah saja akan terasa di mana-mana.

Baca juga: Dialog AS-Rusia soal Ukraina Kembali Buntu, tapi Sepakat Redakan Ketegangan

Harga gas bumi juga bisa melonjak

Jika konflik antara Rusia dan Ukraina berubah menjadi pertempuran skala besar, Eropa akan menjadi benua yang paling parah terdampak kenaikan harga gas bumi.

Pasalnya, Eropa sangat bergantung gas bumi dari Rusia. Biaya pemanasan di Eropa saja sudah meroket pada musim gugur tahun lalu karena harga gas bumi berjangka melonjak.

Jerman memperingatkan akan mempertimbangkan untuk menghentikan proyek pipa gas bumi Nord Stream 2 jika Rusia menyerang Ukraina.

Nord Stream 2 merupakan megaproyek pipa gas bumi dari Rusia ke Jerman, lalu didistribusikan ke negara-negara Eropa.

Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Tingkatkan Senjata, Amunisi, dan Peralatan Militer di Perbatasan

Jika proyek Nord Stream 2 dihentikan, pasokan gas bumi dari Rusia ke Eropa sudah pasti akan terhambat.

Bukan hanya itu, lonjakan harga gas bumi di luar negeri juga memiliki efek riak yang signifikan.

Itu karena harga gas alam yang sangat tinggi akan memaksa beberapa pembangkit listrik dan pabrik di Eropa serta Asia untuk beralih dari gas ke minyak.

Dengan kata lain, permintaan akan minyak akan meningkat pula.

Baca juga: PBB Peringatkan Rusia untuk Tidak Menginvasi Ukraina

Energi sebagai senjata

Ilustrasi minyak bumiShutterstock Ilustrasi minyak bumi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com