GLASGOW, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi bertemu di sela-sela konferensi iklim COP26 Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021).
Jokowi dan Biden kemudian sama-sama meminta junta militer Myanmar untuk membebaskan tahanan politik, menurut keterangan Gedung Putih yang dikutip AFP.
Biden dan Jokowi juga menyoroti "kebebasan laut" di kawasan Indo-Pasifik, kata Gedung Putih.
Istilah tersebut biasanya mengacu pada kritik terhadap kehadiran China yang semakin kuat.
Baca juga: COP26 Glasgow, Erdogan Batal Datang karena Masalah Keamanan
Menurut Gedung Putih, Jokowi dan Joe Biden "menyatakan keprihatinan tentang kudeta di Burma dan sepakat militer Burma harus menghentikan kekerasan, membebaskan semua tahanan politik, dan menyediakan kembalinya demokrasi dengan cepat".
Burma adalah nama lama Myanmar, dan AS masih menggunakannya karena tidak mengakui perubahan nama negara yang dilakukan junta militer pada 1989.
Biden pun menyatakan dukungan untuk posisi ASEAN di Myanmar, yang bulan lalu KTT-nya diboikot oleh junta karena mencoret Jenderal Min Aung Hlaing dari daftar peserta.
Indonesia berada di urutan berikutnya sebagai presidensi G20, dan Biden “menyatakan dukungan untuk kepemimpinannya di Indo-Pasifik sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan pendukung kuat tatanan berbasis aturan internasional”, lanjut Gedung Putih.
Baca juga: Pemimpinnya Dilarang Muncul, Junta Militer Myanmar Boikot KTT ASEAN