Jokowi dan Biden kemudian sama-sama meminta junta militer Myanmar untuk membebaskan tahanan politik, menurut keterangan Gedung Putih yang dikutip AFP.
Biden dan Jokowi juga menyoroti "kebebasan laut" di kawasan Indo-Pasifik, kata Gedung Putih.
Istilah tersebut biasanya mengacu pada kritik terhadap kehadiran China yang semakin kuat.
Menurut Gedung Putih, Jokowi dan Joe Biden "menyatakan keprihatinan tentang kudeta di Burma dan sepakat militer Burma harus menghentikan kekerasan, membebaskan semua tahanan politik, dan menyediakan kembalinya demokrasi dengan cepat".
Burma adalah nama lama Myanmar, dan AS masih menggunakannya karena tidak mengakui perubahan nama negara yang dilakukan junta militer pada 1989.
Biden pun menyatakan dukungan untuk posisi ASEAN di Myanmar, yang bulan lalu KTT-nya diboikot oleh junta karena mencoret Jenderal Min Aung Hlaing dari daftar peserta.
Indonesia berada di urutan berikutnya sebagai presidensi G20, dan Biden “menyatakan dukungan untuk kepemimpinannya di Indo-Pasifik sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan pendukung kuat tatanan berbasis aturan internasional”, lanjut Gedung Putih.
"Saya kira saya seharusnya tidak meminta maaf, tetapi saya meminta maaf atas kenyataan bahwa Amerika Serikat pada pemerintahan sebelumnya menarik diri dari Kesepakatan Paris dan membuat kami sedikit tertinggal," kata Biden dikutip dari AFP.
Biden juga mengatakan, salah satu pekerjaan pertamanya saat mulai menjabat presiden pada Januari 2021 adalah masuk kembali ke kesepakatan tersebut.
Adapun Trump yang menarik keluar AS dari perjanjian iklim berpendapat, kesepakatan Paris merugikan industri.
Kemudian Biden dalam pidato utamanya di konferensi iklim Glasgow mengatakan, memerangi perubahan iklim akan meningkatkan, bukan merugikan ekonomi.
https://www.kompas.com/global/read/2021/11/02/102507070/jokowi-bertemu-biden-di-sela-sela-cop26-glasgow-minta-junta-myanmar