Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpinnya Dilarang Muncul, Junta Militer Myanmar Boikot KTT ASEAN

Kompas.com - 26/10/2021, 15:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Junta militer Myanmar memutuskan memboikot KTT ASEAN, langkah protes karena pemimpin mereka dilarang muncul di agenda regional itu.

Pertemuan virtual selama tiga hari itu rencananya juga dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden, maupun pemimpin dari Rusia dan China.

Myanmar menjadi salah satu agenda utama dalam pertemuan itu, karena kekisruhan buntut kudeta militer Februari lalu.

Baca juga: KTT ASEAN Ke-38 dan 39 Dimulai Tanpa Perwakilan Junta Militer Myanmar

Mendapat seruan untuk mengatasi krisis, ASEAN dan Myanmar merumuskan rencana untuk mencapai perdamaian, tetapi komitmen junta diragukan.

Pasalnya adalah keengganan junta militer mengizinkan utusan khusus menemui pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Dampaknya, para pemimpin di Asia Tenggara sepakat untuk melarang masuknya pemimpin junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Didepaknya Aung Hlaing dari pertemuan langkah manuver tak terduga, karena ASEAN sering dikritik tidak bergigi.

Junta meradang, dan merespons pelarangan itu sebagai pelanggaran kebijakan non-intervensi di urusan domestik anggotanya.

Para pemimpin Asia Tenggara sempat mengundang pejabat senior dari kementerian luar negeri bentukan Tatmadaw, nama resmi junta.

Baca juga: KTT ASEAN, Junta Myanmar Ancam Tak Datang akibat Pencoretan Min Aung Hlaing

Tetapi, di malam pertemuan junta menyatakan mengirim pejabat junior hanya akan merusak kedaulatan dan citra mereka.

Karena itu di layar besar, hanya muncul layar biru dengan tulisan Myanmar, sementara negara anggota lain sudah diisi perwakilan mereka.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menuturkan, progres terciptanya perdamaian berjalan lambat sejak kudeta Februari.

"Konsekuensinya tidak hanya menimpa rakyat Myanmar, tetapi juga kredibilitas ASEAN sebagai organisasi yang patuh pada aturan," kata PM Lee.

Baca juga: Tidak Diundang dalam KTT ASEAN, Junta Militer Myanmar Tak Terima

Dilansir AFP Selasa (26/10/2021), ada yang menyebut pelarangan Min Aung Hlaing akan memberi dampak signifikan.

Namun sejumlah analis menyebut, langkah organisasi kawasan tersebut tidak akan lebih jauh lagi, seperti menangguhkan "Negeri 1.000 Pagoda".

Sejumlah kalangan bahkan dengan pesimistis mengatakan, kecil kemungkinan Tatmadaw akan berubah setelah pemimpin mereka dilarang muncul.

"ASEAN itu terbelah mengenai isu Myanmar. Tidak akan ada perkembangan bagus," kata diplomat anonim di Asia Tenggara.

Baca juga: Junta Militer Salah Urus Myanmar, Perekonomian Bergejolak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com