Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parade Militer, Iran Rayakan Kesuksesan Serang Israel

Kompas.com - 18/04/2024, 07:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran merayakan kesuksesan menyerang Israel dengan drone dan rudal akhir pekan lalu saat parade militer tahunan pada Rabu (17/4/2024).

Negara itu melancarkan serangan langsung pertamanya terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) sebagai tanggapan atas serangan udara 1 April terhadap konsulatnya di Damaskus yang oleh banyak orang disalahkan pada Israel.

“Operasi ini menunjukkan bahwa angkatan bersenjata kami siap,” kata Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam pidato yang kepada tentara reguler dan Korps Garda Revolusi, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Menlu Inggris David Cameron Yakin Israel Akan Balas Serangan Iran

Parade militer ini dimeriahkan oleh angkatan bersenjata Iran yang memamerkan berbagai peralatan militer termasuk drone dan rudal balistik jarak jauh.

Sementara itu, Israel berjanji membalas serangan Iran. Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, Iran tidak akan bebas dari hukuman.

Adapun Raisi pada Rabu menegaskan kembali peringatan terhadap tindakan agresi sekecil apa pun yang dilakukan Israel, dengan mengatakan bahwa itu akan mengarah ke respons yang sengit dan parah”.

Tentara Israel mengatakan, sebagian besar proyektil Iran ditembak jatuh dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya, sedangkan serangan itu hanya menyebabkan kerusakan minimal.

Baca juga:

Iran menegaskan, serangan itu terbatas dan dilakukan sebagai pertahanan diri setelah konsulatnya di ibu kota Suriah diserang.

Serangan tersebut merobohkan gedung konsuler lima lantai di kedutaan Iran di Damaskus dan menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi, termasuk dua jenderal.

Dalam pidatonya, Raisi juga mengecam negara-negara yang berusaha menormalisasi hubungan dengan Israel.

Pada 2020, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari Perjanjian Abraham yang ditengahi AS, kemudian dikritik keras oleh Palestina.

Mesir dan Yordania sudah lebih dulu menandatangani perjanjian damai dengan Israel, masing-masing pada 1979 dan 1994.

Baca juga: Implikasi Geopolitik: Konflik Iran-Israel Bisa Picu Perang Dunia III

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com