Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afghanistan Bisa Runtuh Lebih Cepat dari Prediksi

Kompas.com - 23/10/2021, 18:48 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

DUBAI, KOMPAS.com – Perekonomian Afghanistan bisa saja runtuh lebih cepat dari yang diprediksi dan membuat negara itu jatuh ke dalam krisis politik baru.

Prediksi tersebut disampaikan Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Swedia Per Olsson Fridh kepada Reuters di Dubai, Sabtu (23/10/2021).

Afghanistan terperosok ke dalam krisis menyusul runtuhnya pemerintah yang didukung Barat pada Agustus pasca-Taliban mengambil alih Kabul.

Baca juga: Rencana Badan PBB Kembalikan Mata Pencaharian Warga Afghanistan

“Kekhawatiran saya adalah bahwa negara itu berada di ambang kehancuran dan keruntuhan yang lebih cepat dari yang kita duga,” kata Fridh.

Dia juga memperingatkan, perekonomian yang terjun bebas bisa membuka kesempatan bagi kelompok-kelompok teror untuk berkembang.

Sejak Taliban kembali menguasai Kabul, sebanyak 27 negara Uni Eropa, termasuk Swedia, meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.

Namun, negara-negara tersebut menghentikan bantuan dana pembangunannya.

Baca juga: Ledakan Terjadi di Afghanistan, Kabul Mati Listrik

Pada Jumat (22/10/2021) Palang Merah mendesak komunitas internasional untuk terlibat dengan Taliban.

Palang Merah memperingatkan, pihaknya hanya dapat memberikan solusi dalam jangka pendek.

Fridh menuturkan, Swedia tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan upaya melalui kelompok masyarakat sipil Afghanistan untuk mengamankan kebutuhan pokok.

Selain itu, negara-negara lain perlu diyakinkan bahwa upaya tersebut mungkin bisa dilakukan tanpa melegitimasi Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan.

Baca juga: Ramai Kabar Pemain Voli Afghanistan Dipenggal Taliban, Ini Fakta Sebenarnya

Namun, Fridh menegaskan bahwa Swedia tidak akan menyalurkan dana pembangunan melalui Taliban.

Sebagian besar negara telah menutup kedutaan mereka di Kabul. Namun, beberapa juga memindahkan kedutaannya ke Qatar.

Fridh menuturkan, negara-negara Eropa belum siap untuk membuka kembali kedutaan mereka di Kabul.

Dia menambahkan, akan ada lebih banyak misi diplomatik yang dibuka di Qatar sebelum kembali ke Afghanistan.

Baca juga: Kali Pertama Sejak Taliban Berkuasa di Afghanistan, Menlu Pakistan Kunjungi Kabul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com