KABUL, KOMPAS.com - Sebuah ledakan merusak jaringan listrik dan memutus aliran listrik ke Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Kamis (21/10/2021).
Penyebab ledakan itu belum diketahui, tetapi jika dikonfirmasi sebagai serangan, itu akan menjadi bukti lebih lanjut bahwa musuh Taliban mengubah strategi untuk melawan mereka.
"Beberapa saat yang lalu, sebuah ledakan meledakkan tiang listrik di daerah Qala Murad Beg di provinsi Kabul, memutus saluran listrik impor 220 kV," kata perusahaan listrik Breshna dalam pesan kepada pelanggan.
"Akibatnya, transmisi listrik terputus di Kabul dan beberapa provinsi lainnya," lanjutnya dikutip dari AFP.
Baca juga: Seorang Pemain Voli Wanita Afghanistan Tewas Dipenggal Taliban
Saat listrik padam sekitar pukul 18.00 waktu setempat, lampu meredup dan menjadi gelap di Kabul yang dihuni lebih dari 4,5 juta orang. Generator pribadi pun dinyalakan di tempat-tempat bisnis dan rumah orang-orang kaya.
Afghanistan sebagian besar bergantung pada tenaga listrik yang diimpor dari negara tetangganya, Uzbekistan dan Tajikistan, membuat jalur listrik lintas negara menjadi target utama bagi pemberontak.
Selama perjuangan 20 tahun Taliban sendiri melawan bekas pemerintah yang didukung AS, pemberontak kerap menyerang infrastruktur listrik.
Namun, setelah merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus, gerakan itu pada gilirannya menghadapi serangan bom mematikan dari sesama kelompok garis keras ISIS.
Dalam pesannya, Breshna mengatakan, telah mengirim insinyur ke daerah itu, tepat di utara ibu kota, "dan ketika situasi memungkinkan, mereka akan mulai memperbaiki sambungan".
Baca juga: Keluarga Pemain Voli yang Diisukan Tewas Dipenggal Taliban Buka Suara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.