Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir "Perang Abadi" AS di Afghanistan yang Memalukan

Kompas.com - 31/08/2021, 14:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

Warga sipil dan pasukan keamanan Afghanistan telah lama menanggung beban pemerintahan yang gagal, dengan puluhan ribu tewas dan lebih banyak lagi yang terluka.

Lalu, Washington menanggung "harga sangat mahal" dengan 2.356 kematian militer AS, dan biaya keuangan keseluruhan sebesar 2,3 triliun dollar AS (Rp 32.800 triliun), menurut Watson Institute dari Brown University.

Baca juga: Cerita Pilu Warga Afghanistan, Keluarganya Tewas Kena Tembak Saat AS Serang ISIS-K

Usaha akhiri perang

Di bawah pemerintahan Donald Trump pembicaraan untuk mengakhiri "Perang Abadi" dimulai sesuai janjinya yang dilantik pada 2016.

Setelah awalnya meningkatkan pasukan menjadi 16.000 tanpa hasil yang signifikan, akhirnya AS mulai menjajak negosiasi dengan kelompok pemberontak Taliban.

Dalam perjanjian pada Februari 2020, Washington berkomitmen untuk mundur pada 1 Mei 2021. Sebagai balasannya, Taliban setuju untuk memasuki negosiasi damai dengan pemerintah Afghanistan, dan untuk sementara tidak menyerang pasukan Amerika.

Nmaun, mereka mengingkari perjanjian dengan terus menyerang pasukan pemerintah Afghanistan, yang sangat bergantung pada AS.

Pada saat Biden menggantikan Trump pada 20 Januari, kehadiran pasukan resmi AS di Afghanistan turun menjadi 2.500.

Dia melakukan peninjauan dan memilih untuk melanjutkan penarikan pasukan AS, meski mengulur 4 bulan, menjadi 31 Agustus, dengan harapkan penarikan itu dapat berjalan teratur.

"Kami pergi ke Afghanistan karena serangan mengerikan yang terjadi 20 tahun lalu. Itu tidak bisa menjelaskan mengapa kami harus tetap di sana pada 2021," kata Biden.

"Sudah waktunya untuk mengakhiri perang selamanya," ujarnya.

Namun di balik itu, Biden dan para penasihatnya telah menyimpulkan bahwa pasukan pemerintah Afghanistan tidak dapat berperang sendiri melawan kelompok militan.

Baca juga: Resolusi Dewan Keamanan PBB Soal Afghanistan, China dan Rusia Abstain

"Kami mengacaukan ini"

Kekalahan pasukan pemerintah Afghanistan terhadap agresi Taliban ternyata datang lebih cepat dari yang diperkirakan Washington.

Segera pasukan AS dikerahkan untuk evakuasi secara tertib, yang bertujuan untuk menghindari terulangnya tragedi di Vietnam. Saat itu situasinya sangat kacau, banyak orang Vietnam mencoba naik ke atas helikopter kedutaan AS di Saigon.

"Tidak akan ada keadaan di mana Anda melihat orang-orang diangkat dari atap kedutaan Amerika Serikat dari Afghanistan," kata Biden pada 8 Juli.

Lima pekan kemudian, ketika Taliban menerobos ke Kabul tanpa perlawanan, gelombang helikopter Chinook mendarat di halaman kedutaan AS untuk membawa diplomat Amerika ke tempat yang aman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com