Warga sipil dan pasukan keamanan Afghanistan telah lama menanggung beban pemerintahan yang gagal, dengan puluhan ribu tewas dan lebih banyak lagi yang terluka.
Lalu, Washington menanggung "harga sangat mahal" dengan 2.356 kematian militer AS, dan biaya keuangan keseluruhan sebesar 2,3 triliun dollar AS (Rp 32.800 triliun), menurut Watson Institute dari Brown University.
Baca juga: Cerita Pilu Warga Afghanistan, Keluarganya Tewas Kena Tembak Saat AS Serang ISIS-K
Di bawah pemerintahan Donald Trump pembicaraan untuk mengakhiri "Perang Abadi" dimulai sesuai janjinya yang dilantik pada 2016.
Setelah awalnya meningkatkan pasukan menjadi 16.000 tanpa hasil yang signifikan, akhirnya AS mulai menjajak negosiasi dengan kelompok pemberontak Taliban.
Dalam perjanjian pada Februari 2020, Washington berkomitmen untuk mundur pada 1 Mei 2021. Sebagai balasannya, Taliban setuju untuk memasuki negosiasi damai dengan pemerintah Afghanistan, dan untuk sementara tidak menyerang pasukan Amerika.
Nmaun, mereka mengingkari perjanjian dengan terus menyerang pasukan pemerintah Afghanistan, yang sangat bergantung pada AS.
Pada saat Biden menggantikan Trump pada 20 Januari, kehadiran pasukan resmi AS di Afghanistan turun menjadi 2.500.
Dia melakukan peninjauan dan memilih untuk melanjutkan penarikan pasukan AS, meski mengulur 4 bulan, menjadi 31 Agustus, dengan harapkan penarikan itu dapat berjalan teratur.
"Kami pergi ke Afghanistan karena serangan mengerikan yang terjadi 20 tahun lalu. Itu tidak bisa menjelaskan mengapa kami harus tetap di sana pada 2021," kata Biden.
"Sudah waktunya untuk mengakhiri perang selamanya," ujarnya.
Namun di balik itu, Biden dan para penasihatnya telah menyimpulkan bahwa pasukan pemerintah Afghanistan tidak dapat berperang sendiri melawan kelompok militan.
Baca juga: Resolusi Dewan Keamanan PBB Soal Afghanistan, China dan Rusia Abstain
Kekalahan pasukan pemerintah Afghanistan terhadap agresi Taliban ternyata datang lebih cepat dari yang diperkirakan Washington.
Segera pasukan AS dikerahkan untuk evakuasi secara tertib, yang bertujuan untuk menghindari terulangnya tragedi di Vietnam. Saat itu situasinya sangat kacau, banyak orang Vietnam mencoba naik ke atas helikopter kedutaan AS di Saigon.
"Tidak akan ada keadaan di mana Anda melihat orang-orang diangkat dari atap kedutaan Amerika Serikat dari Afghanistan," kata Biden pada 8 Juli.
Lima pekan kemudian, ketika Taliban menerobos ke Kabul tanpa perlawanan, gelombang helikopter Chinook mendarat di halaman kedutaan AS untuk membawa diplomat Amerika ke tempat yang aman.