KABUL, KOMPAS.com - Ketika Ezmarai Ahmadi pulang kerja pada Minggu malam (29/8/2021) di Kabul, Afghanistan, gerombolan anak-anak seperti biasa berteriak menyambut kepulangannya.
Anak-anak itu adalah putra dan putrinya, serta banyak keponakan.
Ezmarai lalu menepikan sedan putihnya ke jalan masuk sebuah rumah sederhana di Kwaja Burga, kawasan padat penduduk di barat laut ibu kota Afghanistan, dan menyerahkan kunci kepada putra sulungnya untuk diparkir.
Baca juga: Militer AS Serang Kendaraan ISIS-K yang Penuh Bahan Peledak di Kabul dengan Pesawat Tak Berawak
Anak-anak lainnya ikut masuk ke dalam kendaraan - seolah-olah rutinitas parkir adalah petualangan bagi mereka - sementara Ezmarai mengawasi dari samping.
Kemudian, dari langit biru Afganistan, sebuah roket datang melengking - menghantam sebuah mobil dengan kekuatan yang mengerikan dan menewaskan 10 orang dalam sekejap.
Amerika Serikat (AS) pada Minggu mengatakan, telah menghancurkan sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak dalam serangan udara, untuk menggagalkan upaya ISIS-K melakukan bom bunuh diri lagi di bandara Kabul.
“Roket itu datang dan mengenai mobil yang penuh dengan anak-anak di dalam rumah kami,” kata Aimal Ahmadi, saudara laki-laki Ezmarai.
"Itu membunuh mereka semua."
Aimal mengatakan, 10 anggota keluarganya tewas dalam serangan udara tersebut, termasuk putrinya sendiri dan lima anak lainnya.
Pada Senin (30/8/2021), ketika AFP mengunjungi lokasi serangan, Aimal tidak sabar menunggu kerabat lain datang untuk membantunya memakamkan sebagian besar keluarganya.
Adapun juru bicara militer AS, Kapten Bill Urban, mengatakan bahwa "Kami mengetahui laporan korban sipil setelah serangan kami terhadap sebuah kendaraan di Kabul."
Baca juga: Mobil ISIS-K yang Diledakkan Drone AS Berisi Bom, Hendak Serang Bandara Kabul Afghanistan
Kata-kata itu terdengar hampa bagi Aimal, yang hampir tidak percaya bahwa saudaranya bisa disalahartikan sebagai simpatisan ISIS, apalagi seseorang yang merencanakan serangan bom mobil.
Ezmarai adalah insinyur yang bekerja dengan sebuah organisasi non-pemerintah. Dia orang Afghanistan biasa yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup di masa yang penuh gejolak.
Urat syaraf militer AS menegang sejak pembom bunuh diri ISIS memicu ledakan besar di pintu masuk bandara Kabul pada Kamis (23/8/2021), ketika kerumunan besar mengantre masuk untuk berharap bisa dievakuasi dari Afghanistan.