WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dua target terkemuka dari kelompok ISIS-K tewas dan satu terluka ketika pasukan militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan pesawat tak berawak pada Jumat (27/8/2021) di Afghanistan.
Pentagon mengonfirmasi hal itu pada Sabtu (28/8/2021), sehubungan dengan serangan di Provinsi Nangarhar di Afghanistan timur, yang jelas merupakan pembalasan terhadap mereka yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di luar bandara Kabul.
"Kami tahu tidak ada korban sipil," kata Mayjen Angkatan Darat William "Hank" Taylor melansir NBC News.
"Tanpa merinci rencana masa depan, saya akan mengatakan bahwa kami (AS) akan terus memiliki kemampuan untuk membela diri dan memanfaatkan kemampuan “di atas cakrawala” untuk melakukan operasi kontra-terorisme sesuai kebutuhan."
Baca juga: Biden: Serangan Lain di Afghanistan Sangat Mungkin Terjadi dalam 24-36 Jam ke Depan
ISIS-Khorasan, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom pada Kamis (26/8/2021). Serangan itu melibatkan seorang pembom bunuh diri, yang meledakkan sabuk peledak di gerbang bandara Kabul. Sebanyak 13 anggota militer AS dan lebih dari 110 warga Afghanistan, dan lebih dari 100 orang terluka akibat ledakan itu.
Seorang penduduk Nangarhar mengatakan kepada NBC News pada Sabtu (28/8/2021) bahwa mereka "mendengar ledakan besar di tengah malam."
Orang yang tidak ingin disebutkan namanya karena takut akan pembalasan menambahkan bahwa mereka mengira "seseorang telah menembakkan roket ke rumah kami, tetapi kami kemudian melihat pesawat tak berawak melayang di atas daerah itu."
Biden bersumpah dalam pidato Kamis (26/8/2021) bahwa AS akan menanggapi serangan itu dengan kekuatan pasukannya.
"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar," kata Biden tentang jam serangan bandara Kabul.
Presiden ke-46 AS itu mengulangi lagi sumpah itu pada Sabtu (28/8/2021).
Menurutnya, serangan itu bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayar.
“Setiap kali ada yang berusaha untuk menyakiti Amerika Serikat atau menyerang pasukan kami, kami akan merespons."
Baca juga: AS Serang Balik ISIS-K, Luncurkan Drone dari Luar Afghanistan
Dua pejabat pertahanan AS yang mengetahui serangan di Nangarhar sebelumnya mengatakan kepada NBC News bahwa salah satu target serangan pesawat tak berawak adalah anggota ISIS-K yang diduga terlibat dalam perencanaan serangan di masa depan.
Nangarhar adalah tempat kehadiran besar ISIS-K beberapa tahun lalu, sebelum sebagian besar digulingkan oleh militer Afghanistan dan Taliban.
Taliban mengutuk serangan itu, dengan mengatakan itu adalah pelanggaran kedaulatan.