Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Akhirnya Tunjuk Utusan Khusus untuk Myanmar, Bertugas Akhiri Kekerasan di Sana

Kompas.com - 04/08/2021, 16:13 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – ASEAN resmi menunjuk Menteri Luar Negeri kedua Brunei Darussalam Erywan Yusof sebagai utusan khusus untuk Myanmar.

Melansir Reuters, dia ditugaskan untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar dan membuka dialog antara junta militer dan penentangnya.

Pengumuman tersebut tertulis dalam komunike pasca-pertemuan para menteri luar negeri blok ASEAN pada Senin (2/8/2021) dan Rabu (4/8/2021).

Baca juga: AS Tolak Rencana Pemilu yang Ditawarkan Junta Militer Myanmar

Dalam pengumuman itu pula, Erywan juga ditugaskan untuk mengawasi paket bantuan kemanusiaan, meskipun tidak ada rincian bantuan yang diumumkan.

Komunike tersebut juga menyerukan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan agar memulai mengerjakan panduan kebijakan.

Kudeta militer Myanmar telah memasuki usia enam bulan. Pada 1 Februari, tentara menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi setelah itu para jenderal mengumumkan mengambil alih kekuasaan.

Peristiwa tersebut menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan ketika pasukan keamanan semakin menekan protes di tengah perekonomian negara yang runtuh.

Baca juga: Pasca-pertemuan di Jakarta, ASEAN Masih Belum Tunjuk Utusan Khusus untuk Myanmar

Krisis kemanusiaan semakin memburuk dalam sebulan terakhir ketika infeksi virus corona melonjak dan membanjiri sistem kesehatan nasional.

PBB dan banyak negara, termasuk AS dan China, mendesak ASEAN untuk memelopori upaya diplomatik guna memulihkan stabilitas di Myanmar.

Penunjukan seorang utusan merupakan inti dari upaya tersebut. Namun, penujukan itu tertunda selama berbulan-bulan akibat perbedaan di dalam internal ASEAN.

Saat Erywan dicalonkan menjadi utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, perwakilan rezim militer negara tersebut awalnya menolak.

Baca juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Ambil Alih Jabatan Perdana Menteri

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi lantas mempertanyakan status rezim militer di ASEAN karena menolak pencalonan Erywan.

Perwakilan rezim militer Myanmar pada pertemuan itu juga menolak permintaan negara anggota ASEAN agar mengizinkan pekerja kemanusiaan mengirim bantuan ke daerah-daerah yang mereka yakini paling membutuhkan.

Namun, akhirnya Erywan resmi ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar berdasarkan komunike yang telah dirilis.

Pada Minggu (1/8/2021), pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing mengumumkan bahwa dia ditunjuk sebagai perdana menteri.

Dia berjanji untuk mengadakan pemilu di Myanmar pada 2023.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Janjikan Pemilu dalam 2 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com