Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerjemah Afghanistan untuk Pasukan AS Ini Dipenggal Taliban

Kompas.com - 23/07/2021, 18:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

KABUL, KOMPAS.com - Seorang warga Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah bagi pasukan AS ini dilaporkan dipenggal milisi Taliban.

Seharusnya pada akhir Mei lalu menjadi hari yang menyenangkan bagi Sohail Pardis, saat dia berkendara dari rumahnya di Kabul ke Provinsi Khost.

Saat itu, Pardis hendak menjemput saudaranya untuk merayakan Idul Fitri. Namun, kendaraannya dihentikan para pemberontak.

Baca juga: Di Tengah Penarikan, AS Masih Bantu Afghanistan Lawan Taliban dengan Serangan Udara

Beberapa hari sebelumnya, pria berusia 32 tahun itu mengaku mendapatkan ancaman mati dari para pemberontak.

Penyebanya adalah Taliban mengetahui bahwa Pardis ternyata bekerja sebagai penerjemah Angkatan Darat 16 selama 16 bulan.

Sahabat sekaligus penulis Abdulhaq Ayoubi mengungkapkan kepada CNN, milisi mengatakan bahwa Pardis sudah menjadi mata-mata AS.

"Matamu sudah menjadi milik Amerika dan engkau adalah kafir. Jadi kami harus membunuhmu dan keluargamu," kata Ayoubi menirukan ucapan rekannya itu.

Saat dia dicegat di pos pemeriksaan, Pardis menekan pedal gas dan mempercepat mobilnya. Namun keputusan tersebut fatal baginya.

Warga sekitar kepada Bulan Sabit Merah mengatakan, milisi menembaki mobil Pardis dan membuatnya berhenti. Pardis dikeluarkan dari mobil dan dipenggal.

Baca juga: Taliban Kuasai Setengah dari Semua Distrik di Afghanistan

Pardis merupakan satu dari ribuan penerjemah Afghanistan yang bekerja bagi militer asing, dan dipersekusi oleh pemberontak.

Juru bicara pemberontak mengatakan, mereka akan meninjau insiden tersebut. Namun menekankan pemenggalan itu tak mencerminkan mereka.

Tetapi, para juru bahasa itu mengaku ketakutan karena Taliban bisa saja melancarkan balas dendam terhadap mereka.

Apalagi, momentum itu datang saat AS dan sekutunya mengumumkan penarikan pasukan yang direncanakan rampung akhir Agustus.

"Kami tidak bisa bernapas di Afghanistan. Taliban jelas tidak akan mengampuni kami," papar Ayoubi gelisah.

Karena itu, sekitar 18.000 juru bahasa yang pernah bekerja bagi pasukan AS kini tengah mendaftar program Special Immigrant Visa.

Baca juga: Jenderal AS: Taliban Punya Momentum Strategis Serang Afghanistan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com