Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penerjemah Afghanistan untuk Pasukan AS Ini Dipenggal Taliban

Seharusnya pada akhir Mei lalu menjadi hari yang menyenangkan bagi Sohail Pardis, saat dia berkendara dari rumahnya di Kabul ke Provinsi Khost.

Saat itu, Pardis hendak menjemput saudaranya untuk merayakan Idul Fitri. Namun, kendaraannya dihentikan para pemberontak.

Beberapa hari sebelumnya, pria berusia 32 tahun itu mengaku mendapatkan ancaman mati dari para pemberontak.

Penyebanya adalah Taliban mengetahui bahwa Pardis ternyata bekerja sebagai penerjemah Angkatan Darat 16 selama 16 bulan.

Sahabat sekaligus penulis Abdulhaq Ayoubi mengungkapkan kepada CNN, milisi mengatakan bahwa Pardis sudah menjadi mata-mata AS.

"Matamu sudah menjadi milik Amerika dan engkau adalah kafir. Jadi kami harus membunuhmu dan keluargamu," kata Ayoubi menirukan ucapan rekannya itu.

Saat dia dicegat di pos pemeriksaan, Pardis menekan pedal gas dan mempercepat mobilnya. Namun keputusan tersebut fatal baginya.

Warga sekitar kepada Bulan Sabit Merah mengatakan, milisi menembaki mobil Pardis dan membuatnya berhenti. Pardis dikeluarkan dari mobil dan dipenggal.

Pardis merupakan satu dari ribuan penerjemah Afghanistan yang bekerja bagi militer asing, dan dipersekusi oleh pemberontak.

Juru bicara pemberontak mengatakan, mereka akan meninjau insiden tersebut. Namun menekankan pemenggalan itu tak mencerminkan mereka.

Tetapi, para juru bahasa itu mengaku ketakutan karena Taliban bisa saja melancarkan balas dendam terhadap mereka.

Apalagi, momentum itu datang saat AS dan sekutunya mengumumkan penarikan pasukan yang direncanakan rampung akhir Agustus.

"Kami tidak bisa bernapas di Afghanistan. Taliban jelas tidak akan mengampuni kami," papar Ayoubi gelisah.

Karena itu, sekitar 18.000 juru bahasa yang pernah bekerja bagi pasukan AS kini tengah mendaftar program Special Immigrant Visa.

Pada 14 Juli, Gedung Putih mengumumkan Operation Allies Refugee, berisi upaya relokasi warga Afghanistan yang pernah bekerja bagi mereka.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki memaparkan, mereka meluncurkannya melalui program Special Immigrant Visa.

Pemerintahan Joe Biden juga berdialog dengan sejumlah negara, supaya para penerjemah itu ditampung sementara hingga visa AS rampung.

Juru bicara Pentagon John Kirby menerangkan, mereka tengah mendiskusikan kapan juru bahasa dan keluarganya bisa direlokasi.

Pardis meninggalkan putri berusia sembilan tahun yang kini diasuh kakaknya, Najibulla Sahak. Mereka mengaku sudah meninggalkan Kabul karena takut jadi target berikutnya.

Berbicara dari kuburan saudaranya di lereng bukit tandus di antara bebatuan, rumput liar, dan bendera, Sahak mengaku mereka tak aman.

"Saya sangat khawatir dengan masa depan keluarga saya. Tak banyak pekerjaan di negara ini, situasinya juga mengerikan," kata dia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/23/181439270/penerjemah-afghanistan-untuk-pasukan-as-ini-dipenggal-taliban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke