Pada 14 Juli, Gedung Putih mengumumkan Operation Allies Refugee, berisi upaya relokasi warga Afghanistan yang pernah bekerja bagi mereka.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki memaparkan, mereka meluncurkannya melalui program Special Immigrant Visa.
Pemerintahan Joe Biden juga berdialog dengan sejumlah negara, supaya para penerjemah itu ditampung sementara hingga visa AS rampung.
Juru bicara Pentagon John Kirby menerangkan, mereka tengah mendiskusikan kapan juru bahasa dan keluarganya bisa direlokasi.
Pardis meninggalkan putri berusia sembilan tahun yang kini diasuh kakaknya, Najibulla Sahak. Mereka mengaku sudah meninggalkan Kabul karena takut jadi target berikutnya.
Berbicara dari kuburan saudaranya di lereng bukit tandus di antara bebatuan, rumput liar, dan bendera, Sahak mengaku mereka tak aman.
"Saya sangat khawatir dengan masa depan keluarga saya. Tak banyak pekerjaan di negara ini, situasinya juga mengerikan," kata dia.
Baca juga: Taliban Klaim Mereka dalam Mode Bertahan saat Perayaan Idul Adha
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.