Ketiga, mereka memanfaatkan "alat teknologi sangat maju yang ada di dalam atau di atas gedung".
Conricus enggan menjelaskan secara spesifik.
Tetapi menurut pihaknya, alat semacam itu digunakan oleh Hamas "dalam berperang melawan kami (Israel) untuk menghambat atau membatasi aktivitas IDF di dalam Israel, dan pada aktivitas sipil bersama di Gaza."
Baca juga: Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan dengan Kekuatan Penuh
Conricus mengakui bahwa dorongan untuk mendapatkan jawaban yang lebih dalam adalah "sah."
Tapi, dia menolak menjelaskan lebih jauh tentang poin terakhir saat ini, dengan alasan karena keamanan dan dapat membahayakan upaya Israel.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tim intelligent kami sangat akurat. Untuk itulah Hamas dan Jihad Islam menggunakan gedung itu," kata Conricus.
Dia juga menekankan apa yang dia sebut sebagai komitmen IDF untuk memastikan keselamatan dan kebebasan kerja jurnalis, bahkan jika serangan diturunkan sampai taraf tertentu.
“Dengan pertimbangan keselamatan warga sipil, non kombatan, tentu saja wartawan, maka cukup waktu yang diberikan bagi orang-orang ini untuk mengungsi dari gedung. Walaupun, waktu itu juga digunakan oleh Hamas dan ekstremis, untuk menyelamatkan banyak peralatan penting," tambahnya.
Tetapi itu kata dia merupakan “kerugian militer” yang bersedia pihaknya “derita”, untuk meminimalkan dan memastikan tidak ada korban sipil dalam serangan di gedung itu.
Menara Al-Jalaa jatuh dalam gambar dramatis yang tertangkap kamera dan video, outlet media yang telah menduduki gedung tersebut selama bertahun-tahun. Mereka melaporkan tiga perang sebelumnya antara pejuang Palestina yang berbasis di Gaza dan Israel.
Baca juga: Israel Tuding Hamas Biang Keladi Serangan ke Gaza
Tak lama setelah kejadian itu, Al Jazeera merilis pernyataan yang mengutuk keras pengeboman dan penghancuran kantornya oleh militer Israel di Gaza.
Mereka menilai aksi itu sebagai tindakan untuk menghentikan jurnalis melakukan tugas menginformasikan kepada dunia dan melaporkan kejadian di lapangan.
Outlet yang berbasis di Qatar itu "berjanji untuk mengejar setiap rute yang tersedia untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel atas tindakannya," dan menyerukan dukungan internasional untuk melakukannya.
Presiden dan CEO Associated Press Gary Pruitt mengatakan organisasinya "terkejut dan ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza."
Dia mengatakan IDF sangat mengetahui kantor pusat media di sana, dan menyebut serangan itu "perkembangan yang sangat mengganggu" di mana karyawan "nyaris kehilangan nyawa yang mengerikan."