Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel: Menara Perkantoran yang Dibom Bukan Pusat Media Internasional, tetapi Markas Besar Hamas

Kompas.com - 17/05/2021, 10:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

Ketiga, mereka memanfaatkan "alat teknologi sangat maju yang ada di dalam atau di atas gedung".

Conricus enggan menjelaskan secara spesifik.

Tetapi menurut pihaknya, alat semacam itu digunakan oleh Hamas "dalam berperang melawan kami (Israel) untuk menghambat atau membatasi aktivitas IDF di dalam Israel, dan pada aktivitas sipil bersama di Gaza."

Baca juga: Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan dengan Kekuatan Penuh

Conricus mengakui bahwa dorongan untuk mendapatkan jawaban yang lebih dalam adalah "sah."

Tapi, dia menolak menjelaskan lebih jauh tentang poin terakhir saat ini, dengan alasan karena keamanan dan dapat membahayakan upaya Israel.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tim intelligent kami sangat akurat. Untuk itulah Hamas dan Jihad Islam menggunakan gedung itu," kata Conricus.

Dia juga menekankan apa yang dia sebut sebagai komitmen IDF untuk memastikan keselamatan dan kebebasan kerja jurnalis, bahkan jika serangan diturunkan sampai taraf tertentu.

“Dengan pertimbangan keselamatan warga sipil, non kombatan, tentu saja wartawan, maka cukup waktu yang diberikan bagi orang-orang ini untuk mengungsi dari gedung. Walaupun, waktu itu juga digunakan oleh Hamas dan ekstremis, untuk menyelamatkan banyak peralatan penting," tambahnya.

Tetapi itu kata dia merupakan “kerugian militer” yang bersedia pihaknya “derita”, untuk meminimalkan dan memastikan tidak ada korban sipil dalam serangan di gedung itu.

Menara Al-Jalaa jatuh dalam gambar dramatis yang tertangkap kamera dan video, outlet media yang telah menduduki gedung tersebut selama bertahun-tahun. Mereka melaporkan tiga perang sebelumnya antara pejuang Palestina yang berbasis di Gaza dan Israel.

Baca juga: Israel Tuding Hamas Biang Keladi Serangan ke Gaza

Informasi terhambat

Tak lama setelah kejadian itu, Al Jazeera merilis pernyataan yang mengutuk keras pengeboman dan penghancuran kantornya oleh militer Israel di Gaza.

Mereka menilai aksi itu sebagai tindakan untuk menghentikan jurnalis melakukan tugas menginformasikan kepada dunia dan melaporkan kejadian di lapangan.

Outlet yang berbasis di Qatar itu "berjanji untuk mengejar setiap rute yang tersedia untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel atas tindakannya," dan menyerukan dukungan internasional untuk melakukannya.

Presiden dan CEO Associated Press Gary Pruitt mengatakan organisasinya "terkejut dan ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza."

Dia mengatakan IDF sangat mengetahui kantor pusat media di sana, dan menyebut serangan itu "perkembangan yang sangat mengganggu" di mana karyawan "nyaris kehilangan nyawa yang mengerikan."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com