Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Tanzania Sebut Presiden John Magufuli Meninggal kena Covid-19

Kompas.com - 18/03/2021, 15:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

DAR ES SALAAM, KOMPAS.com - Oposisi Tanzania menuding, Presiden John Magufuli meninggal karena terinfeksi Covid-19, menyebut kematiannya "keadilan yang indah".

Pada Rabu malam waktu setempat (17/3/2021), pemerintah menyatakan bahwa Magufuli meninggal setelah menghilang selama tiga pekan terakhir.

Merujuk pada keterangan pemerintah, Magufuli mengembuskan napas terakhir karena serangan jantung yang dideria selama 10 tahun terakhir.

Baca juga: Sempat Hilang Berminggu-minggu, Presiden Tanzania John Magufuli Meninggal


Namun Lissu, tokoh oposisi yang kalah dari Magufuli dalam pemilu Oktober, menuding Magufuli meninggal karena virus corona.

Dalam wawancara dengan media Kenya KTN News, dia menuduh pemerintah Tanzania sudah berbohong atas kematiannya.

"Magufuli mati karena Covid-19," kata Lissu dari Belgia, di mana dia mengaku mendapatkan informasi itu dari sumber.

Presiden Tanzania berusia 61 tahun itu menuai spekulasi karena tidak tampil di muka publik dalam waktu lama.

Para oposisi menyebut John Magufuli terinfeksi corona, dan pemerintah berusaha menutupi fakta itu.

Namun dilansir AFP Kamis (18/3/2021), Dar Es Salaam berkali-kali membantah bahwa Magufuli terkena virus corona.

Baca juga: Meninggal Dunia, Presiden Tanzania John Magufuli Pernah Klaim Pepaya Positif Corona dan Tegas Lawan Korupsi

Meski begitu, Magufuli merupakan salah satu pemimpin dunia yang begitu meremehkan pandemi ini.

Selama wabah, dia berkali-kali menyebut bahwa doa ampuh mengusir corona, dan merekomendasikan pengobatan alternatif.

Negara di Afrika Timur itu berhenti mempublikasikan statistik corona setelah melaporkan 509 kasus dan 16 korban meninggal.

Setelah itu, secara mengejutkan Presiden Magufuli mengumumkan kekuatan doa sudah mengalahan virus tersebut.

Lissu mengatakan, meninggalnya Magufuli merupakan "keadilan yang indah" karena dia begitu meremehkan penyakit tersebut.

Baca juga: Tak Percaya Covid-19, Kini Keberadaan Presiden Tanzania Misterius

Dalam klaimnya, presiden sejak 2015 itu tak pernah pakai masker, dan mengejek orang yang memakainya.

"Dia sama sekali tidak percaya kepada vaksin maupun ilmu pengetahuan," ujar Lissu yang pernah menjadi korban upaya pembunuhan dengan ditembak beberapa kali.

Selain itu, kata Lissu, John Magufuli juga mempermainkan iman publik. "Sekarang, lihat yang terjadi. Dia mati karena corona," sindirnya.

Wakil Presiden Samia Suluhu menyatakan bahwa Tanzania memasuki masa berkabung selama 14 hari sebagai bentuk penghormatan.

Baca juga: Pepaya dan Kambing Positif Covid-19, Presiden Tanzania Tuding Adanya Sabotase

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com