Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Myanmar Lawan Balik Junta Militer, Gunakan Bom Molotov dan Ketapel

Kompas.com - 18/03/2021, 09:52 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Para demonstran di Myanmar melawan balik pasukan keamanan dengan bom molotov dan ketapel.

Perlawanan tersebut dilakukan para demonstran pada Rabu (17/3/2021) setelah setidaknya lebih dari 200 orang tewas dalam aksi menentang kudeta militer.

Di Kalay, barat laut Myanmar, setidaknya dua orang ditembak mati pada Rabu menurut media lokal dan foto-foto para korban yang beredar di media sosial.

Pada Rabu malam waktu setempat, asap dan kebakaran terlihat di Kalay dan Yangon sebagaimana dilansir Associated Press.

Baca juga: Demi Myanmar Damai, Paus Fransiskus Siap Berlutut di Jalan

Asap dan kebakaran tersebut tampaknya berasal dari barikade buatan demonstran yang dibakar oleh pasukan keamanan.

Aksi demo menentang kudeta militer di Myanmar terus berlangsung sejak militer menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Sebagian besar dari aksi demo tersebut berlangsung damai. Pasukan keamanan membalasnya dengan kekerasan, melakukan penangkapan, bahkan tak segan membunuh demonstran.

Namun, semua berubah pada Rabu ketika pasukan keamanan kembali melepaskan tembakan di Yangon.

Baca juga: Sinyal Keretakan Hubungan, Biksu Myanmar Tuding Junta Militer Bunuh Warga Sipil

Setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan, demonstran awalnya melarikan diri. Beberapa saat kemudian, mereka merangkak mendekati barikade yang sudah dibikin sebelumnya.

Beberapa di antara mereka melemparkan bom molotov sementara yang lain melepaskan proyektil dari ketapel.

Pada Rabu, Paus Fransiskus juga memohon agar kekerasan di Myanmar dihentikan. Paus juga menyerukan agar dibuka kembali dialog di sana.

“Sekali lagi dan dengan kesedihan terdalam yang saya rasakan, saya merasa perlu untuk berbicara tentang situasi di Myanmar,” kata Paus.

Baca juga: Pemakaman Massal Terjadi di Myanmar Saat 149 Orang Telah Dibunuh Junta Militer

“Banyak orang, kebanyakan dari mereka masih muda, kehilangan nyawa mereka untuk meletakkan harapan kepada negara mereka,” sambung Paus.

Dalam bahasa yang melambangkan apa yang telah dilakukan pengunjuk rasa, Paus Fransiskus siap untuk berlutut di Myanmar untuk menghentikan kekerasan.

"Bahkan saya (siap) berlutut di jalan-jalan Myanmar dan berkata 'hentikan kekerasan’,” sambung Paus Fransiskus.

Junta militer juga memutus layanan internet seluler pada Minggu (14/3/2021) meski masih mengaktifkan akses internet melalui Wi-Fi.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Myanmar Bantah Bakar Pabrik-pabrik China, Tuding Ada Setting-an Militer

Pada Rabu, kecepatan internet melalu jaringan Wi-Fi dilaporkan sangat lambat sehingga sulit untuk mengunggah foto dan video.

Beberapa wilayah di Yangon telah berada di bawah darurat militer sejak Senin (15/3/2021).

Wilayah-wilayah tersbeut kini dikendalikan penuh oleh militer sekaligus mempersulit pengunjuk rasa untuk berorganisasi dan berkomunikasi.

Baca juga: Militer Myanmar: Diperintah Terang-terangan Tembak Warga Sipil, Bahkan Bunuh Orangtua Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com