DODOMA, KOMPAS.com - Presiden Tanzania John Magufuli, sosok yang tak percaya Covid-19, kini keberadaannya mulai menuai misteri.
Magufuli kali terakhir muncul di depan publik pada 27 Februari, dalam acara pengambilan sumpah menteri luar negeri di Dar Es Salaam.
Politisi baik di Tanzania maupun negara tetangga Kenya berasumsi, Magufuli jatuh sakit setelah Kepala Sekretaris John Kijazi meninggal bulan lalu.
Baca juga: Sempat Klaim Covid-19 Hilang Hanya Pakai Doa, Presiden Tanzania Akhirnya Desak Warga Pakai Masker
Menghilangnya John Magufuli jelas adalah hal yang aneh, mengingat dia bisa tampil di depan televisi beberapa kali dalam sepekan.
Harian Kenya The Nation melaporkan, Magufuli diterbangkan ke ibu kota Nairobi dan menjalani perawatan.
Laporan yang hanya mengutip sumber pemerintah itu langsung dijawab oleh juru bicara Magufuli, mengakui dia tak tahu di mana si presiden.
Presiden Tanzania sejak 2015 itu mejadi sorotan karena sikapnya yang tidak memercayai wabah Covid-19.
Pada Juni 2020, dia mengumumkan negara berpopulasi 60 juta itu "bebas" dari wabah berkat berdoa selama tiga hari.
Dia menolak memberlakukan lockdown, bahkan menyerukan kepada dunia bahwa mereka aman berwisata ke tempatnya.
Baca juga: Pepaya dan Kambing Positif Covid-19, Presiden Tanzania Tuding Adanya Sabotase
Padahal seperti diberitakan Sky News Rabu (10/3/2021), sejumlah tetangganya di Afrika memperketat perbatasan.
Tanzania sempat melaporkan adanya kasus perdana Covid-19 pada 16 Maret 2020. Namun, Magufuli menganggapnya enteng.
Dalam pidatonya di Dodoma 22 Maret, presiden 61 tahun itu mengeklaim pandemi takkan menyakiti Tanzania yang mayoritas Kristen.
"Virus corona itu seperti Iblis, tidak akan bisa menembus tubuh (Yesus) Kristis. Dia akan terbakar seketika," klaimnya.
Bahkan ketika alat tes datang, Magufuli dengan tegas menolaknya dan menyebutnya sebagai kegagalan.
Sebab dalam klaimnya, alat tes tersebut bahkan memberikan hasil positif untuk kambing serta buah pepaya.
Baca juga: Dirjen WHO Minta Presiden Tanzania Serius Tangani Covid-19