Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbekal Klaim Bebas Covid-19 dan Pertolongan Tuhan, Presiden Tanzania Tolak Vaksin

Kompas.com - 06/02/2021, 12:16 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

DODOMA, KOMPAS.com - Tanzania dikabarkan tidak termasuk dari negara-negara Afrika yang ditetapkan untuk menerima vaksin Covid-19, lapor kantor berita Turki Anadolu, Jumat (5/2/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis melalui program insiatif COVAX mereka mengatakan mulai mengirim sekitar 90 juta dosis vaksin Covid-19 ke Afrika pada Februari.

Sekitar 320.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech telah dialokasikan ke empat negara Afrika, termasuk Rwanda, Cabo Verde, Afrika Selatan dan Tunisia, ungkap WHO dalam sebuah pernyataan.

Peluncuran vaksin AstraZeneca-Oxford ikut pada daftar vaksin untuk penggunaan darurat oleh badan PBB.

Namun, awal pekan ini, Tanzania mengindikasikan tidak ada rencana untuk menerima vaksin Covid-19 setelah Presiden John Magufuli menyatakan keberatannya.

Baca juga: Afrika Selatan Pesan 20 Juta Dosis Vaksin Pfizer

Magufuli menyatakan bahwa wabah Covid-19 telah dikalahkan di negaranya di Afrika Timur, menyebut karena adanya pertolongan Tuhan, bahkan ketika WHO mendesak kerja sama dari pemerintah.

Sementara itu, menurut media lokal, tak hanya Tanzania, Burundi juga tidak mendapatkan pasokan Covid-19.

Menteri Kesehatan Burundi, negara lain di Afrika mengatakan bahwa negaranya lebih peduli dengan tindakan pencegahan.

“Karena lebih dari 95 persen pasien sembuh, kami perkirakan vaksin belum diperlukan,” lapor media lokal, mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Thaddee Ndikumana.

Perbatasan darat dan perairan Burundi tetap ditutup. Daerah itu telah mendaftarkan lebih dari 1.600 kasus virus corona yang dikonfirmasi.

Baca juga: Afrika Selatan Akhirnya Terima Kloter Pertama Vaksin Covid-19

Menentang imperialisme Barat

Melansir BBC, sejak Juni tahun lalu, Presiden Tanzania, John Magufuli telah menyatakan bahwa negaranya bebas Covid-19.

Dia bersama para pejabat tinggi pemerintah yang lain mencemooh efektivitas masker, meragukan apakah pengujian virus akan berhasil.

Bahkan tanpa bukti, Magufuli memperingatkan bahwa vaksin Covid-19 dapat berbahaya dan mendesak warga Tanzania untuk menghirup obat uap dan herbal sebagai pengganti.

Sebuah praktik yang tidak disetujui oleh WHO.

Baca juga: Otoritas Agama Tanzania Desak Presiden untuk Pertimbangkan Sains, Tidak Hanya Pasrah pada Tuhan

Tidak jelas mengapa Presiden Magufuli begitu skeptis tentang vaksin, tetapi dia baru-baru ini mengatakan bahwa orang Tanzania tidak boleh digunakan sebagai "kelinci percobaan".

"Jika orang kulit putih bisa mendapatkan vaksinasi, mereka seharusnya sudah mendapatkan vaksinasi untuk AIDS, kanker dan TBC saat ini," kata Magufuli, yang sering menyatakan bahwa dirinya menentang imperialisme Barat.

Sekitar 60 persen vaksinasi diperlukan untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity) di 54 negara Afrika, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika.

Jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di benua itu mencapai 3,6 juta pada Jumat, sementara jumlah kematian mencapai 93.647, menurut CDC Afrika.

Baca juga: Cara Aneh Presiden Tanzania Tangani Covid-19, Keampuhan yang Tutupi Sisi Gelap?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com