Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Kudeta Politik Muhyiddin Yassin, Krisis Politik Malaysia Masih Berlanjut

Kompas.com - 28/02/2021, 12:16 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan genap setahun berkuasa 1 Maret besok.

Tentunya ingatan dunia terutama rakyat Malaysia masih segar bagaimana Muhyiddin secara mengejutkan ditunjuk menjadi orang nomor satu negeri “Jiran” oleh Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah.

Muhyiddin yang menjabat Menteri Dalam Negeri awalnya tidak diperhitungkan sama sekali berhasil menyingkirkan pendahulunya Mahathir Mohamad dan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim yang sudah menunggu 22 tahun untuk memimpin Malaysia.

Kudeta yang kerap disebut Langkah Sheraton itu dimulai dengan keluarnya partai Bersatu pimpinan Muhyiddin dan belasan parlementarian PKR dipimpin Azmin Ali menggulingkan koalisi Pakatan Harapan pimpinan Mahathir yang berkuasa setelah kemenangan mengejutkan pada pemilihan umum (pemilu) 9 Mei 2018.

Selama 22 bulan berkuasa, Pakatan dilanda konflik internal terutama menyangkut suksesi kekuasaan dari Mahathir ke Anwar yang telah dijanjikan oleh politisi senior berusia 95 tahun itu.

Mahathir enggan menyerahkan kekuasaan ke musuh politik bebuyutannya itu. Disfungsi Pakatan diperparah oleh ketegangan antara Bersatu dan Partai Aksi Demokratik (DAP) yang didominasi oleh etnis Tionghoa Malaysia.

DAP yang ketika itu memegang posisi krusial Menteri Keuangan kerap disebut menyandera Mahathir dan membahayakan keistimewaan hak-hak suku Melayu.

Adapun komponen partai penyokong Pakatan Harapan setelah keluarnya Bersatu adalah PKR, DAP, dan Partai Amanah.

Baca juga: Raja Malaysia Izinkan Parlemen Bersidang, Pukulan Telak bagi PM Muhyiddin Yassin

Teka-teki mayoritas Muhyiddin

Pemerintahan Muhyiddin yang diberi nama Perikatan Nasional sangat tidak stabil karena terus dirongrong pertanyaan mengenai mayoritas parlemen yang dipegang di Dewan Rakyat.

Koalisi Perikatan Nasional terdiri dari Bersatu, Partai Islam se-Malaysia (PAS), dan partai regional Solidaritas Tanah Air (STAR) dari Sabah.

Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang memiliki hubungan panas-dingin dengan Bersatu menolak bergabung dengan Perikatan namun memberikan dukungan parlementer kepada koalisi Muhyiddin.

Pakatan Harapan dipimpin Anwar sebagai Pemimpin Oposisi kerap mempertanyakan legitimasi pemerintahan Muhyiddin.

Klaim mayoritas ini sempat mendingin setelah Muhyiddin berhasil meloloskan anggaran belanja negara pada pertengahan Desember lalu dengan dukungan 111 parlementarian berbanding 108 yang menolak.

Adapun 1 orang yaitu politisi senior UMNO Tengku Razaleigh Hamzah atau akrab dipanggil Ku Li memilih abstain.

Baca juga: UMNO Tegaskan Dukungannya kepada PM Malaysia Muhyiddin Yassin

Namun pada Januari, Ku Li dan 2 parlementarian UMNO lain yaitu Ahmad Jazlaan Yaakub dan Nazri Abdul Aziz resmi menarik dukungan mereka yang berarti pemerintahan Muhyiddin di atas kertas telah kehilangan mayoritas parlemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com