Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim: Raja Sedang Pelajari Dokumennya untuk Gulingkan PM Muhyiddin

Kompas.com - 13/10/2020, 15:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan pada Selasa (13/10/2020) bahwa raja akan mempelajari berbagai dokumen relevan yang telah dia sampaikan kepada anggota parlemen, yang mendukung upayanya untuk membentuk pemerintahan baru, sambil berkonsultasi dengan para pemimpin berbagai partai politik.

Melansir Channel News Asia pada Selasa (13/10/2020), Anwar menyampaikan hal itu pada konferensi pers, setelah audiensi dengan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di Istana Negara.

"Dengan dokumen-dokumen ini, sangat jelas bahwa kami telah mendaftarkan mayoritas yang tangguh dan meyakinkan di antara anggota parlemen," ujar Anwar.

"Saya akan mengimbau rakyat Malaysia untuk melatih kesabaran, kebijaksanaan, dan untuk membiarkan raja mencerna, memutuskan berdasarkan semangat Konstitusi dan kebijaksanaan Yang Mulia," lanjutnya.

Anwar juga menekankan bahwa Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah kehilangan mayoritas suara di parlemen dan pantas baginya untuk mengundurkan diri.

Baca juga: Satu Jam Bertemu Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Akhirnya Keluar


Dia menambahkan bahwa audiensi dengan raja bukan tentang menang atau kalah, tetapi untuk membangun negara yang "progresif dan adil" untuk mengatasi Covid-19 dan meningkatkan perekonomian.

Anwar menambahkan bahwa dia mengetahui beberapa kekhawatiran yang diungkapkan bahwa daftar anggota parlemen yang mendukungnya sebagian besar adalah bumiputera Muslim-Melayu.

Dalam menyikapi hal ini, Anwar berkata, "Izinkan saya menegaskan kembali dan secara tegas meyakinkan orang Malaysia pada umumnya, ini adalah Malaysia dan kami harus memberikan hak kepada setiap warga negara di negara ini."

Menanggapi pertanyaan dari wartawan, Anwar juga menegaskan bahwa dia memiliki lebih dari 120 anggota parlemen yang mendukung pencalonannya.

Dia menambahkan bahwa pemerintahannya akan menjadi "pemerintahan yang inklusif" dan tidak ada "pembalasan politik atau pribadi" terhadap siapa pun.

Baca juga: Klaim Kantongi Suara Mayoritas, Anwar Ibrahim Dipanggil Polisi Malaysia

Kemudian, dia menegaskan bahwa tidak ada "kesepakatan" yang dibuat dengan individu mana pun.

"Sangat penting untuk menghargai bahwa saya telah menjelaskan dengan sangat jelas, bahwa kami berkomitmen terhadap reformasi kelembagaan, independensi peradilan, dan supremasi hukum," ujarnya.

"Jadi, tidak ada pertanyaan tentang pemotongan kesepakatan dengan individu, seperti yang dituduhkan oleh beberapa pihak itu sama sekali tidak relevan dan tidak bertanggung jawab," kata Pak Anwar.

Namun, Istana Negara mengeluarkan pernyataan pada Selasa yang menunjukkan bahwa, meski pun Anwar telah menunjukkan jumlah anggota parlemen yang dia klaim mendukungnya, dia tidak memberikan daftar nama kepada raja.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrat, Lim Guan Eng juga mengonfirmasi bahwa dia telah dipanggil ke istana untuk menemui raja.

Baca juga: Serahkan Dukungan Mayoritas ke Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Minta PM Muhyiddin Mundur

Halaman:

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com