Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Malaysia Izinkan Parlemen Bersidang, Pukulan Telak bagi PM Muhyiddin Yassin

Kompas.com - 24/02/2021, 21:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah dilaporkan mengizinkan parlemen bersidang di tengah kondisi darurat nasional.

Keputusan itu tak pelak menjadi pukulan telak bagi Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang pemerintahannya di ambang kolaps.

Parlemen Malaysia diliburkan ketika status darurat diberlakukan, menyusul permintaah Muhyiddin kepada Sultan Abdullah.

Baca juga: Mahathir Beri Nasihat ke PM Malaysia jika Ingin Krisis Covid-19 Berakhir

Saat itu, PM dari aliansi Perikatan Nasional tersebut mendasarkan argumentasinya pada kenaikan infeksi virus corona.

Tetapi, dia dituding menggunakan status darurat yang diberikan Raja Malaysia untuk memertahankan kekuasannya.

Istana Malaysia mengumumkan, setelah mengadakan pertemuan dengan majelis rendah dan tinggi, Sultan Abdullah akhirnya mengizinkan parlemen bersidang.

"Raja menekankan kepada ketua masing-masing majelis bahwa Malaysia adalah negara demokrasi," demikian keterangan istana.

Karena itu setelah mencermati kembali, Sultan Abdullah menyadari pelarangan persidangan adalah langkah yang keliru.

Nantinya, parlemen akan kembali mengadakan pertemuan berdasarkan tanggal yang ditetapkan raja setelah berkonsultasi dengan Muhyiddin.

Baca juga: Gagal Gulingkan PM Malaysia Muhyiddin, Posisi Anwar Ibrahim Goyah

Adapun kondisi darurat nasional akan diberlakukan hingga 1 Agustus, demi menggandakan sumber daya melawan virus corona.

Pakar Asia Tenggara dari Universitas Nottingham Bridget Welsh berujar, keputusan raja merespons ketidakpuasan yang semakin membesar.

Dilansir AFP Rabu (24/2/2021), menurut Welsh para politisi tidak puas dengan ruang demokrasi yang makin sempit.

Namun dalam pandangan James Chin dari Universitas Tasmania, ketetapan raja bisa menjadi pukulan telak bagi Muhyiddin Yassin.

Sebab, PM Malaysia yang dilantik pada 1 Maret 2020 tersebut terancam dimakzulkan melalui sidang istimewa parlemen.

Baca juga: UMNO Tegaskan Dukungannya kepada PM Malaysia Muhyiddin Yassin

Saat ini, koalis Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin terpecah. Belum lagi tantangan dari pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim.

Selama setahun terakhir, pemerintahannya terus mendapat serangan namun berhasil selamat berkat mayoritas tipis.

Tetapi, diprediksi dia sudah kehilangan status mayoritas itu. Sehingga jika ada yang mengajukan mosi tak percaya, dia takkan selamat.

Jika dia resmi dilengserkan, maka parlemen akan segera dibubarkan dengan "Negeri Jiran" memasuki pemilu dini.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Raja Sedang Pelajari Dokumennya untuk Gulingkan PM Muhyiddin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com