Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geng Kriminal Bentrok di Penjara, Sedikitnya 75 Narapidana Tewas

Kompas.com - 24/02/2021, 19:38 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

QUITO, KOMPAS.com - Sedikitnya 75 narapidana tewas dan beberapa lainnya luka-luka akibat kerusuhan dalam sistem penjara yang penuh sesak di Ekuador.

Pihak berwenang menyatakan bentrokan terjadi karena persaingan geng di tiga penjara, melansir AFP pada Rabu (24/2/2021).

Ketika pasukan keamanan berjuang untuk mendapatkan kembali kendali, anggota keluarga yang putus asa menunggu berita di luar penjara yang terletak di kota pelabuhan barat Ekuador, Guayaquil.

Direktur Badan Pengelola Penjara (SNAI), Edmundo Moncayo mengatakan setidaknya 21 narapidana tewas di Guayaquil. Ada 33 narapidana lainnya tewas di penjara di Cuenca. Sementara delapan narapidana meninggal di Latacunga yang terletak pusat negara Amerika Selatan.

"Kami ingin daftar kematian diberikan kepada kami," kata Daniela Soria, 29 tahun. Dia adalah salah satu dari sekitar 40 wanita di luar penjara Guayaquil, banyak dari mereka menangis menanti kabar kerabatnya dalam penjara.

"Kami tahu bahwa masalah belum selesai di sana. Semua orang di sana memiliki telepon dan suami saya tidak menelepon saya," katanya kepada AFP.

Sebelumnya, Soria menerima pesan suara WhatsApp dari suaminya, Ricardo. "Mereka akan membunuhku, keluarkan aku dari sini!" dia bisa terdengar berseru dalam pesan yang diputar ulang untuk AFP. Itu adalah terakhir kali sang istri mendengar kabar dari suaminya.

Baca juga: Jejak Kriminal El Chapo, Bandar Narkoba Terbesar Dunia yang Lihai Kabur dari Penjara

Presiden Ekuador Lenin Moreno, di Twitter, mengaitkan kerusuhan itu dengan "organisasi kriminal" yang terlibat dalam "tindakan kekerasan simultan di beberapa penjara."

Pihak berwenang, katanya, "bertindak untuk merebut kembali kendali." Militer dikerahkan untuk membantu polisi memadamkan pemberontakan.

Kantor pembela umum, sebuah entitas yang mirip dengan ombudsman, yang dibentuk untuk membela hak asasi manusia, menyebut kekerasan itu sebagai "pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Mereka menyatakan "keprihatinannya atas kurangnya keamanan di negara tersebut, yang tercermin dengan meningkatnya kejahatan dan kekerasan di dalam fasilitas penjara seperini."

“Seperti pasar”

Penyidik mengatakan beberapa narapidana terluka dalam pertempuran antara "geng kriminal", termasuk dua kelompok di Guayaquil dalam kondisi serius.

Menurut Moncayo beberapa polisi juga terluka, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan di antara petugas keamanan.

Komandan polisi Patricio Carrillo menggambarkan situasinya "kritis."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com