Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Tertinggi Iran Minta Karakter Kartun Perempuan Pakai Hijab

Kompas.com - 24/02/2021, 17:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dilaporkan memerintahkan agar karakter kartun perempuan mengenakan hijab.

Dalam pernyataannya, Khamenei menerangkan bahwa karakter wanita di televisi harus ditutupi rambutnya sebagai konsekuensi.

Instruksi itu dikecam oleh aktivis politik, yang menyebut kebijakan Khamenei dinilai "beracun" karena dianggap terobsesi dengan rambut perempuan.

Baca juga: DPR Filipina Setujui RUU Mengenai Peringatan Hari Hijab Nasional

Dalam wawancara dengan Tasnim, Khamenei ditanya apakah dia percaya bahwa karakter di film animasi harus memakai hijab.

Pemimpin Tertinggi Iran sejak 1989 itu menjawab, memakai jilbab di situasi hipotesis seperti itu tidak diperlukan.

"Meski begitu, mengamati pemberian jilbab di film kartun tetap diperlukan sebagai sebuah bentuk konsekuensi," jawabnya.

Khamenei tidak menjabarkan seperti apa "konsekuensi" yang dia maksud. Tetapi dia disebut pernah khawatir jika perempuan tumbuh tanpa menutupi rambutnya.

Dilansir Daily Mail Selasa (23/2/2021), aktivis sekaligus jurnalis Iran Masih Alinejad mengejek ucapan Khamenei itu di Twitter.

Dalam kicauannya, Alinejad mengejek bahwa bukan tidak mungkin karakter seperti lebah betina juga akan dipakaikan jilbab.

Baca juga: Pengadilan Austria Batalkan Larangan Memakai Hijab di Sekolah Dasar

"Obsesi mereka akan hijab begitu mengerikan. Orang-orang seperti ini yang mempunyai kekuasaan di Iran," kritiknya.

Sementara akademisi Arash Azizi menyebut, ucapan Khamenei itu menunjukkan dia tidak fokus kepada permasalahan yang sedang dihadapi rakyat.

Sementara Heba Yosry, guru di Mesir menge-twit apakah karena kartun dianggap menggoda pria sehingga harus memakai jilbab.

Musuh besar Arab Saudi dan Israel itu dilaporkan sudah menerapkan sensor ketat pada dunia perfilman setempat.

Baca juga: Polisi Selandia Baru Perkenalkan Hijab sebagai Seragam Resmi Mereka

Interaksi fisik antara pria dan wanita dilarang, sementara diskusi akan topik yang dianggap sensitif juga dibatasi.

Berdasarkan aturan yang diterapkan sejak revolusi 1979, perempuan diharuskan memakai jilbab yang menutupi leher serta kepala.

Jika sampai ketahuan bepergian tanpa berhijab, maka perempuan itu akan mendapat persekusi, bahkan hukuman penjara.

Pada Oktober 2020, seorang perempuan muda ditahan karena dianggap melakukan penghinaan, setelah dia ketahuan bersepeda tanpa penutup kepala.

Baca juga: Tren Hijab Kembali ke Pasmina Jenis Plisket, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com