Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Kemenangan Krusial di Pemilu Sabah, Muhyiddin Perkuat Posisinya Sebagai PM

Kompas.com - 27/09/2020, 10:37 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

KOTA KINABALU, KOMPAS.com – Di tengah krisis politik yang sedang melanda Malaysia, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menerima kabar menggembirakan dari negara bagian Sabah.

Koalisi pimpinannya Gabungan Rakyat Sabah (GRS) yang terdiri dari Perikatan Nasional dipimpin Bersatu, Barisan Nasional dipimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Bersatu Sabah (PBS) berhasil meraih kemenangan di pemilu negara bagian yang digelar kemarin Sabtu (26/9/2020).

Koalisi GRS memenangkan 38 kursi, berjarak 1 kursi dari minimum 37 dari total 73 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Koalisi petahahana Warisan Plus pimpinan Menteri Besar Shafie Apdal gagal memenangkan periode kedua setelah hanya meraih 32 kursi. Warisan Plus berafiliasi dengan koalisi oposisi federal Pakatan Harapan.

Sisa 3 kursi dipegang independen.

Baca juga: Pemilu Sabah Jadi Ujian Besar Muhyiddin, Bagaimana Peluangnya?

Pemilu Dini di Depan Mata?

Muhyiddin pada masa kampanye telah menyampaikan sangat besar kemungkinan dia akan menggelar pemilu dini jika GRS berhasil memenangkan Sabah.

Dengan kemenangan yang sudah di tangan, Perdana Menteri berusia 73 tahun itu akan memiliki kepercayaan diri tinggi untuk memenangkan pemilu dini.

Pemilu Sabah merupakan indikator krusial untuk mengukur dukungan rakyat negeri “Jiran” terhadap pemerintahan Muhyiddin yang baru berusia 7 bulan.

Kemenangan di Sabah akan memperkuat posisi politik Muhyiddin yang terus dirongrong sejak berkuasa 1 Maret lalu.

Mayoritas sangat tipis Muhyiddin di parlemen rawan jatuh sewaktu-waktu apalagi setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengklaim telah mengamankan mayoritas besar untuk membentuk pemerintahan baru.

Muhyiddin dapat menjegal Anwar dengan secepat mungkin meminta Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah untuk membubarkan parlemen.

Namun langkah Muhyiddin belum tentu akan semulus yang dibayangkannya.

Banyak pihak menentang ide menggelar pemilu di tengah pandemic Covid-19 serta krisis ekonomi yang ditimbulkan.

Baca juga: Mahathir Tidak Akan Calonkan Diri di Pemilu Malaysia Selanjutnya

Sultan Abdullah juga diberitakan menurut The Straits Times akan memilih melantik Anwar sebagai Perdana Menteri baru jika dia dapat mengantongi minimal dukungan 118 parlementarian dari total 222.

Diskresi membubarkan parlemen ada di tangan Yang Dipertuan Agong yang saat ini masih dirawat di Institut Jantung Negara karena gangguan kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com