Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Tidak Akan Calonkan Diri di Pemilu Malaysia Selanjutnya

Kompas.com - 26/09/2020, 13:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu 2023 mendatang.

Dalam wawancara dengan kantor berita Kyodo, Mahathir menuturkan dia masih ingin memimpin "Negeri Jiran". Tapi dia sadar hanya akan menjabat sebentar.

"Tapi saya tidak akan mencalonkan diri dalam Pemilu Malaysia edisi ke-15," ujar anggota parlemen dari daerah pemilihan Langkawi.

Baca juga: Anwar Ibrahim Mengaku Kantongi Suara Mayoritas, Ini Respons Mahathir Mohamad

Mahathir Mohamad memegang rekor sebagai pemimpin terpilih tertua di dunia, pada usia 93 tahun ketika menjabat jadi PM Malaysia pada 2018.

Dia sebelumnya sudah memegang rekor sebagai PM terlama "Negeri Jiran", ketika menjabat di periode pertama pada 1981 sampai 2003 silam.

Dilansir Free Malaysia Today Sabtu (26/9/2020), politisi berjuluk Dr M itu berujar, dia berharap anaknya Mukhriz bakal meneruskan jejaknya.

"Itu terserah dia tentunya. Saya tida akan menghalangi apa pun yang dia lakukan. Tentunya akan sangat tidak adil baginya," kata dia.

Saat ini Mukhriz menjabat sebagai presiden interim Partai Pejuang, yang didirikan ayahnya setelah terdepak dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia.

Dia menuturkan meski kini berada di luar kekuasaan, dia bakal memerangi korupsi di negara tetangga Indonesia itu melalui Pejuang.

"Partai Pejuang mempunyai tekad kuat. Salah satunya adalah menyelamatkan negara ini dari korupsi," jelas pria berjuluk "Bapak Pembangunan Malaysia" tersebut.

Mahathir kemudian menyindir koalisi Perikatan Nasional, yang dibentuk dari mantan partainya Bersatu, mengambil jalan korupsi seperti aliansi Barisan Nasional.

Dia mengklaim selama tiga bulan sejak aliansi yang dipimpin PM Muhyiddin Yassin itu berkuasa, dia tak berkomentar karena ingin melihat kinerjanya.

"Sayangnya, mereka korup. Mereka berkuasa setelah membeli dukungan. Tapi mereka hanya mayoritas dua orang," sindir Mahathir Mohamad.

Dia menyatakan bahwa Perikatan Nasional jauh lebih buruk dari korupsi, karena keseluruhan pemerintahannya dibentuk dari penyuapan.

Baca juga: Dituduh Mahathir Memecah Dukungan Melayu, Ini Jawaban Syed Saddiq

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com