Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Bakal Ajukan Mosi Tidak Percaya kepada PM Malaysia

Kompas.com - 10/09/2020, 11:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, dia bakal mengajukan mosi tidak percaya kepada penerusnya, Muhyiddin Yassin.

Dalam unggahan di blognya, Mahathir menerangkan bahwa dia mengajukannya karena dia tidak melihat "ada cahaya" di Dewan Rakyat (Parlemen Malaysia).

Mantan PM Malaysia berjuluk Dr M itu berkata, selama ini mosi tidak percaya yang diajukan oposisi selalu ditolak hingga dua kali.

Baca juga: Mahathir Disebut Sangat Senang dengan Langkah Sheraton yang Jatuhkan Pakatan Harapan

"Melalui cara ini, mosi itu jelas tidak akan bisa diperdebatkan di Dewan Rakyat," kata Mahathir Mohamad dikutip Free Malaysia Today Rabu (9/9/2020).

Dalam 35 poin mosinya, mantan PM berusia 95 tahun itu menjelaskan Muhyiddin Yassin memilih bekerja sama dengan UMNO dan PAS.

Cara itu dilakukan untuk menghentikan Partai Aksi Demokratik (DAP) yang dianggap bisa "menghancurkan rakyat Negeri Jiran".

Mahathir menuturkan, bangsa Melayu tidak semudah itu dihancurkan. Karena itu, dia menganggap klaim Muhyiddin tidak masuk akal.

"Upaya Inggris untuk mengambil alih kekuasaan melalui pembentukan Federasi Melayu pun bisa digagalkan oleh rakyat sendiri," ujar dia.

Mahathir menyatakan jika seandainya DAP memang berniat menguasai Malaysia, maka Muhyiddin yang saat itu berstatus menteri dalam negeri bisa menghentikannya.

Baca juga: Mahathir Tidak Yakin Partai Milenial Syed Saddiq Akan Menang Pemilu

Dia mengaku menyesalkan mengapa mantan sekutunya di Partao Bersatu itu mau bekerja sama dengan UMNO, yang dulunya motor koalisi Barisan Nasional.

Menurut Mahathir, dengan keputusan Muhyiddin bekerja sama, berarti dia sudah mengkhianati rakyat yang ingin lepas dari rezim Najib Razak.

Puncak dari manuver Muhyiddin adalah "Langkah Sheraton", yaitu pertemuan rahasia sejumlah tokoh politik pada akhir Februari lalu.

Langkah tersebut menimbulkan krisis politik di Malaysia. Sebab, Mahathir langsung mengundurkan diri dengan Raja Malaysia, Abdullah dari Pahang, menunjuk Muhyiddin.

Baca juga: Partai Pejuang Tanah Air Kalah Telak, Pesona Politik Mahathir Memudar?

"Bagaimana cara YB Pagoh (Muhyiddin) menjadi perdana menteri sangat memalukan. Itu tak pernah terjadi sebelumnya," jelasnya.

Mahathir Mohamad bahkan menuding bahwa aliansi Perikatan Nasional yang kini menguasai pemerintahan tidak dipilih oleh rakyat.

Politisi yang merupakan anggota parlemen dari Langkawi tersebut kemudian mendesak agar pemerintahan Perikatan Nasional dibatalkan.

"Melalui mosi tidak percaya ini, saya meminta agar Perikatan Nasional menyerahkan mandat kepada mereka yang berhak," tegasnya.

Baca juga: Partai Baru Mahathir Bernama Parti Pejuang Tanah Air, Apa Alasannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com