Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raih Kemenangan Krusial di Pemilu Sabah, Muhyiddin Perkuat Posisinya Sebagai PM

KOTA KINABALU, KOMPAS.com – Di tengah krisis politik yang sedang melanda Malaysia, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menerima kabar menggembirakan dari negara bagian Sabah.

Koalisi pimpinannya Gabungan Rakyat Sabah (GRS) yang terdiri dari Perikatan Nasional dipimpin Bersatu, Barisan Nasional dipimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Bersatu Sabah (PBS) berhasil meraih kemenangan di pemilu negara bagian yang digelar kemarin Sabtu (26/9/2020).

Koalisi GRS memenangkan 38 kursi, berjarak 1 kursi dari minimum 37 dari total 73 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Koalisi petahahana Warisan Plus pimpinan Menteri Besar Shafie Apdal gagal memenangkan periode kedua setelah hanya meraih 32 kursi. Warisan Plus berafiliasi dengan koalisi oposisi federal Pakatan Harapan.

Sisa 3 kursi dipegang independen.

Pemilu Dini di Depan Mata?

Muhyiddin pada masa kampanye telah menyampaikan sangat besar kemungkinan dia akan menggelar pemilu dini jika GRS berhasil memenangkan Sabah.

Dengan kemenangan yang sudah di tangan, Perdana Menteri berusia 73 tahun itu akan memiliki kepercayaan diri tinggi untuk memenangkan pemilu dini.

Pemilu Sabah merupakan indikator krusial untuk mengukur dukungan rakyat negeri “Jiran” terhadap pemerintahan Muhyiddin yang baru berusia 7 bulan.

Kemenangan di Sabah akan memperkuat posisi politik Muhyiddin yang terus dirongrong sejak berkuasa 1 Maret lalu.

Mayoritas sangat tipis Muhyiddin di parlemen rawan jatuh sewaktu-waktu apalagi setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengklaim telah mengamankan mayoritas besar untuk membentuk pemerintahan baru.

Muhyiddin dapat menjegal Anwar dengan secepat mungkin meminta Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah untuk membubarkan parlemen.

Namun langkah Muhyiddin belum tentu akan semulus yang dibayangkannya.

Banyak pihak menentang ide menggelar pemilu di tengah pandemic Covid-19 serta krisis ekonomi yang ditimbulkan.

Sultan Abdullah juga diberitakan menurut The Straits Times akan memilih melantik Anwar sebagai Perdana Menteri baru jika dia dapat mengantongi minimal dukungan 118 parlementarian dari total 222.

Diskresi membubarkan parlemen ada di tangan Yang Dipertuan Agong yang saat ini masih dirawat di Institut Jantung Negara karena gangguan kesehatan.

Muhyiddin juga berpotensi menghadapi kendala berupa alotnya pembagian kursi parlemen dengan dua mitra koalisinya UMNO dan Partai Islam se Malaysia (PAS).

Ketegangan antara ketiga partai dengan basis dukungan dari suku Melayu ini terus meruncing terutama di level akar rumput.

Ujian besar kekompakan koalisi ini akan terlihat pada pemilihan Menteri Besar Sabah. Sampai Minggu pagi ini, GRS belum dapat memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin baru negeri bagian di Pulau Borneo itu.

Muhyiddin secara implisit memberikan dukungan kepada Hajiji Mohd Noor dari partainya Bersatu. Di sisi lain, UMNO melempar dukungan kepada politisi senior Sabah Bung Moktar Radin.

Perikatan Nasional menilai Mohd Noor layak menjadi Menteri Besar karena koalisi ini meraup total 17 kursi di mana Bersatu memenangkan 11 kursi dan STAR atau Partai Solidaritas Tanah Air meraih 6 kursi.

Jumlah ini lebih tinggi dari yang diraih koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO yang menang di 14 distrik. Namun Presiden UMNO Zahid Hamidi mengatakan Bung Moktar lebih tepat menjadi Menteri Besar karena dari segi partai UMNO menang kursi terbanyak.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/27/103702070/raih-kemenangan-krusial-di-pemilu-sabah-muhyiddin-perkuat-posisinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke