WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mendapat seruan agar dirinya dihukum atas kematian kolumnis The Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018.
Seruan itu muncul setelah intelijen Amerika Serikat (AS) merilis laporan yang menyebut bahwa MBS menyetujui pembunuhan Khashoggi.
Laporan yang dirilis pada Jumat (26/2/2021) tersebut menyebut bahwa MBS telah menyetujui operasi untuk membunuh Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Ketika laporan tersebut dirilis, Kementerian Luar Negeri AS juga mengeluarkan larangan visa untuk 76 warga Arab Saudi.
Namun sejauh ini belum ada sanksi langsung yang diberikan kepada MBS yang diumumkan oleh AS sebagaimana dilansir dari NPR, Minggu (27/2/2021).
Baca juga: Kenapa Keterlibatan Putra Mahkota dalam Pembunuhan Khashoggi Disebut Bisa Guncang Arab Saudi?
Kepala Komite Intelijen DPR AS Adam Schiff menulis di Twitter bahwa Presiden AS Joe Biden harus memberikan sanksi kepada dalang pembunuhan Khashoggi.
"Putra Mahkota berlumuran darah. Darah warga Amerika dan jurnalis. Kita harus memiliki akuntabilitas," tulis Schiff di Twitter pada Jumat.
Dia juga mengatakan kepada CNN bahwa Biden harus "menghindari" sang putra mahkota.
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS Robert Menendez menyebut, perilisan laporan itu sebagai langkah pertama yang tepat.
Dia juga mengharapkan tindakan konkret terhadap dalang pembunuhan Khashoggi untuk perannya dalam pembunuhan tersebut.
Baca juga: Reaksi Dunia: Laporan Intelijen AS Soal Pembunuhan Khashoggi dan Peran Putra Mahkota Arab Saudi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.