Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Ujian Masuk Universitas Langsung Didiskualifikasi karena Menolak Menggunakan Masker dengan Benar

Kompas.com - 20/01/2021, 20:23 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang peserta tes ujian masuk universitas terpadu di Jepang langsung dinyatakan gagal, karena tidak mengindahkan perilaku esensial selama pandemi Covid-19.

Melansir The Asahi Shimbun, seorang peserta tes pada Sabtu (16/1/2021), gagal melakukan tugas yang paling sederhana yaitu mengenakan masker wajah dengan benar.

Pusat Nasional untuk Ujian Masuk Universitas mengumumkan pada Minggu (17/1/2021) menyatakan individu tersebut didiskualifikasi karena berulang kali menolak untuk menutup hidung saat menggunakan masker.

Di tengah infeksi varian baru virus corona, semua peserta ujian masuk universitas selama dua hari diharuskan memakai masker dengan benar sebagai tindakan pengendalian virus.

Baca juga: Ikuti Ujian di Sekolah, Siswa Ini Pakai Setelan APD Lengkap

Peserta ujian yang tidak dapat menggunakan masker karena keadaan khusus seperti hipersensitivitas, diizinkan tetap mengikuti ujian tanpa masker di ruangan lain. Tapi mereka harus mengajukan izin sebelumnya.

Namun, peserta tes yang dimaksud tidak mengajukan pengecualian khusus.

“Kami membuat keputusan kami secara komprehensif karena peserta tes, yang bahkan tidak batuk, dengan sengaja tidak menutup hidung,” kata seorang pejabat pusat nasional.

“Sebenarnya tidak salah jika sesekali membuka penutup hidung saat peserta merasa sesak napas. Peserta tes didiskualifikasi karena berulang kali menolak untuk mengikuti instruksi. "

Menurut pusat nasional, sementara peserta tes mengikuti ujian untuk empat mata pelajaran geografi dan sejarah, kewarganegaraan, bahasa Jepang dan bahasa asing di tempat tes di Tokyo, pengawas tes meminta peserta itu menutupi hidung sampai enam kali.

Tetapi peserta itu terus menolak melakukannya.

Bahkan setelah peserta tes diperingatkan akan didiskualifikasi karena ketidaktaatan, hidungnya masih tetap terbuka. Akibatnya, perilaku tersebut dianggap sebagai perbuatan tercela.

Baca juga: Kisah Mahasiswa dan Pengawas Asal Indonesia yang Gugup Saat Ujian Online di Australia

Menurut pusat nasional, peserta tes tidak menjelaskan alasan penolakan dan tampaknya tidak memiliki keadaan khusus untuk membenarkan perilaku tersebut.

Jepang melaporkan lebih dari 4.900 infeksi virus corona pada Senin (18/1/2021). Kasus serius naik ke rekor tertinggi 973 orang, melansir The Guardian.

Meskipun Jepang telah menghindari beban kasus besar dan jumlah kematian yang terlihat di beberapa negara lain, infeksi telah berlipat ganda selama enam minggu terakhir.

NHK melaporkan jumlah infeksi menjadi sekitar 338.000, dengan 4.623 kematian.

Peningkatan tersebut, ditambah dengan penemuan transmisi komunitas pertama yang tercatat dari varian Covid-19 yang menyebar cepat yang awalnya diidentifikasi di Inggris.

Kondisi itu menambah tekanan pada Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, untuk bergerak cepat untuk memperluas perlindungan layanan medis.

Baca juga: Bikin Sontekan Ujian di Kuku, 35 Peserta Tes Ketahuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com