WUHAN, KOMPAS.com - Dokter di Wuhan, China, mengakui mereka diminta untuk berbohong mengenai penyebaran virus corona pada akhir 2019.
Kabar itu terungkap melalui tayangan dokumenter kanal televisi Inggris ITV, berjudul Outbreak: The Virus That Shook The World.
Tayangan itu muncul setelah pada Senin (18/1/2021), penyelidikan independen menyimpulkan Beijing terlalu lambat merespons Covid-19.
Baca juga: WHO: Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di Wuhan Bukan untuk Salahkan China
Awalnya, China melaporkan 27 kasus pertama virus corona ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019, tanpa korban meninggal.
Namun berdasarkan rekaman yang dilakukan secara diam-diam, para dokter di Wuhan mengakui mereka sudah tahu virus itu mematikan.
Salah satu dokter mengungkapkan, pada akhir Desember atau awal Januari 2020, kerabat kenalanannya meninggal dengan dugaan dia terpapar Covid-19.
Segera penyakit menyebar dengan cepat ke seluruh penghuni rumah. Termasuk kenalan si tim medis yang tak disebutkan identitasnya tersebut.
Kemudian pada 12 Januari, WHO menekankan belum terdapat "bukti tegas" penyebaran antar-manusia, dan "yakin" akan penanganan Beijing.
"Kami merasa, seharusnya mereka tidak ragu sedikit pun bahwa transmisi dari manusia ke manusia bisa terjadi," ujar salah satu tim medis lain.
Baca juga: [UPDATE] WHO Sebut Varian Baru Virus Corona di Inggris Terdeteksi di Setidaknya 60 Negara
Mereka menerangkan ketika masalah ini dibawa dalam forum rumah sakit, mereka diminta untuk berbohong kepada publik.
"Pemerintah setempat melarang kami untuk memberitahukan fakta yang sebenarnya ketika hadir dalam pertemuan," ujar dia.
Ketika WHO mulai memberikan respons serius pda 21 Januari 2020, wabah ini sudah menginfeksi 278 orang di China dan menular ke tiga negara.
Tim medis itu berseloroh, otoritas sebenarnya sudah tahu akan risiko tetap menggelar perayaan Tahun Baru Imlek karena bisa memercepat penyebaran.
"Pemerintah kota sudah diimbau untuk tidak menggelar perayaan. Namun mereka mengabaikannya karena acara ini bukti keharmonisan dan kemakmuran rakyat," jelas mereka.
Baca juga: WHO: Rebutan Vaksin, Dunia Hadapi Kegagalan Moral yang Dahsyat
Testimoni tenaga kesehatan dari tenaga kesehatan di Wuhan mendapatkan respons dari Dr Lo Yi-chun, Wakil Direktur Jenderal Pusat Pencegahan Penyakit Taiwan.