Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Gedung Capitol AS Bisa Dijebol Massa? Begini Penjelasan Polisi...

Kompas.com - 08/01/2021, 12:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) pada Kamis (7/1/2021) mengatakan, departemennya sedang menyelidiki minimnya pengamanan saat demo massa pro-Trump.

Dalam penyerbuan Capitol Hill atau penyerbuan Gedung Capitol tersebut, massa berhasil merangsek masuk sampai ke dalam gedung bahkan ruang perkantoran.

Steven Sund yang mengepalai badan pengamanan Gedung Kongres AS itu mengatakan, pihaknya sudah memprediksi bakal ada demo menyuarakan Amendemen Pertama hari itu.

Baca juga: Penyerbuan Capitol Hill, 4 Eks Presiden AS Kompak Serang Trump

"Tapi jangan salah - kerusuhan massal ini bukan tentang Amendemen Pertama, ini perilaku kriminal yang berbahaya," ucap Sund dikutip dari AFP.

Penanganan polisi Capitol dalam demo pada Rabu (6/1/2021) itu menarik atensi masyarakat luas, pasalnya bagaimana bisa sebuah gedung pemerintahan hanya dijaga sejumlah kecil petugas.

Aparat pun dengan cepat kewalahan menangani massa, juga telat meminta bantuan kepolisian metropolitan Washington, yang biasanya tidak berwewenang mengamankan properti negara seperti Capitol.

Baca juga: Jadi Sasaran Kerusuhan, Apa Fungsi Gedung Capitol? Ini Penjelasannya

"Pasukan Capitol sedang melakukan tinjauan menyeluruh atas insiden ini, perencanaan keamanan dan kebijakan serta prosedur," imbuh Sund.

Kepala Kepolisian Washington Robert Contee menerangkan, pihaknya baru mendapat telepon minta bantuan pukul 13.00 hari itu, jauh setelah pengunjuk rasa menerobos barikade.

"Semuanya sudah sangat parah saat itu," kata Contee pada Kamis (7/1/2021).

"Jelas ini kegagalan," kata Brian Schatz, Senator dari Hawaii.

"Pengamanan Capitol AS butuh perbaikan total," kicaunya di Twitter.

"Pelanggaran fisik dan penodaan kuil demokrasi kita tidak boleh terjadi lagi."

Baca juga: Bendera Merah Putih di Demo Capitol Hill Bukan Punya Indonesia, lalu Milik Siapa?

Saat penyerbuan Capitol Hill terjadi, seorang polisi menembak mati satu wanita yang hendak memasuki lorong gedung.

Polisi itu lalu diistirahatkan dengan cuti administratif, dan penembakannya sedang diselidiki, kata Sund.

Ia juga membeberkan, di kerusuhan Capitol Hill itu banyak insiden yang terjadi bersamaan termasuk penemuan doa bom pipa.

"Serangan kerusuhan di Capitol AS tidak seperti yang pernah saya rasakan selama 30 tahun saya menegakkan hukum di sini di Washington DC," ujar Sund.

Baca juga: Demo AS Ternyata Mirip Indonesia, Ada Pedagang Asongan Juga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com