Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump Baru Muncul Setelah Kerusuhan Capitol Hill, Serukan Pemulihan dan Rekonsiliasi

Kompas.com - 08/01/2021, 08:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Setelah akun Twitter-nya ditangguhkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali ke media sosial.

Trump menyerukan pemulihan dan rekonsiliasi atas penyerbuan dan kerusuhan di Gedung Capitol, Washington DC, AS, pada Rabu (6/1/2021).

Pernyataan itu disampaikan Trump melalui sebuah video yang diunggah di akun Twitter-nya sebagaimana dilansir dari The Independent.

"Seperti semua orang Amerika, saya marah atas kekerasan, pelanggaran hukum, dan kekacauan," kata Trump dalam video itu.

Baca juga: Pakar: Donald Trump Kunci di Balik Kerusuhan Gedung Capitol

Dia mengatakan bahwa para perusuh yang menyusup ke Gedung Capitol telah mencemari kursi demokrasi AS.

"Kepada mereka yang melakukan tindakan perusakan, Anda tidak mewakili negara kami. Kepada mereka yang melanggar hukum, kamu akan membayarnya,” imbuh Trump.

Pernyataan terbaru dari Trump tersebut sangat kontras dengan pidato yang dia berikan kepada para pendukungnya sebelum menyerbu Gedung Capitol.

Trump juga sempat menuduh Wakil Presiden AS Mike Pence tidak setia dan secara salah terus berkeras bahwa dia telah dicurangi dalam pilpres AS.

Baca juga: Irak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Trump atas Pembunuhan Komandannya

Trump mendorong para pendukungnya untuk menuju Gedung Capitol pada Rabu sehingga memicu kericuhan di dalam gedung tersebut.

Dalam sebuah pesan yang direkam sebelumnya dari Gedung Putih, Trump berbohong bahwa dia segera mengerahkan Garda Nasional dan penegakan hukum federal untuk mencegah kerusuhan.

Kenyataannya, Garda Nasional tidak segera diterjunkan hingga para perusuh berhasil menerabas masuk ke Gedung Capitol.

Para anggota DPR dan Senat AS akhirnya dievakuasi demi menyelamatkan mereka dari para perusuh.

Baca juga: Donald Trump Salahkan Wakil Presiden yang Tolak Campur Tangan dalam Hasil Pemilu

Sedikitnya lima orang tewas akibat kekacauan itu, termasuk seorang wanita yang ditembak oleh polisi Capitol.

Di antara korban meninggal, ada seorang petugas kepolisian karena mengalami luka-luka. Sedangkan tiga orang yang meninggal karena mengalami luka yang parah.

Di satu sisi, Trump menghadapi seruan pemakzulan dari sebagian besar anggota parlemen AS dan pejabat AS.

Mereka mendesak Pence untuk mengaktifkan Amandemen ke-25 dalam Konstitusi AS untuk mencopot Trump dari jabatannya.

Padahal, masa jabatan Trump tinggal beberapa hari lagi karena Joe Biden akan segera dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari mendatang.

Para pemimpin Kongres, termasuk Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Pemimpin Minoritas Senat AS Chuck Schumer, telah menyerukan pemakzulan Trump jika Pence menolak untuk bertindak.

Baca juga: Demo AS: Joe Biden Desak Donald Trump Bertindak dan Mengakhiri Protes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com