Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Dipuji Tangani Covid-19, Kini Kasus di Thailand Melonjak Lagi

Kompas.com - 07/01/2021, 22:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Menurut mereka, ini menunjukkan bahwa marjinalisasi pekerja migran bisa berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, dan ini tidak hanya terjadi di Thailand.

Penularan virus signifikan di antara pekerja migran juga ditemukan di pabrik sarung tangan karet Malaysia dan perumahan bagi pekerja konstruksi di Singapura.

"Dalam banyak hal, nasib pekerja migran di Thailand lebih baik dibandingkan di beberapa negara lain di kawasan ini," tambah mereka.

Baca juga: Pertandingan Kriket Australia-India Berpotensi Jadi Hotspot Covid-19, Ribuan Penonton Diminta Jalani Tes dan Isolasi Mandiri

Langkah-langkah menangani penyebaran dan desakan vaksinasi

Thailand akan menerima 200.000 dosis vaksin Sinovac China pada Februari, dan telah memesan total 2 juta dosis.

Negara tersebut juga telah menandatangani kesepakatan untuk memproduksi 26 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca secara lokal dengan Siam Bioscience, yang diperkirakan mampu memproduksi 200 juta dosis vaksin dalam setahun, menurut Reuters.

Pemerintah menyetujui anggaran 50 juta dollar AS (sekitar Rp 700 miliar) untuk vaksin yang akan diberikan secara gratis bagi warganegara Thailand.

Sementara itu, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengimbau masyarakat untuk tetap tinggal di rumah.

"Kami tidak ingin mengunci seluruh negeri karena kami tahu apa masalahnya, oleh karena itu bisakah kalian semua masing-masing mengunci diri sendiri?" katanya kepada wartawan minggu ini.

Dua puluh delapan dari 77 provinsi telah dinyatakan berisiko tinggi, dan sejumlah pembatasan baru seperti larangan penjualan alkohol di restoran diberlakukan. Sekolah juga telah ditutup selama sebulan.

Richard Brown dari WHO mengatakan Thailand merespon situasi terkini dengan mendirikan rumah sakit lapangan di Samut Sakhon, serta melakukan pengawasan dan pelacakan kontak.

Baca juga: Peneliti Inggris Temukan Tes Covid-19 yang Bisa Memberi Hasil dalam Lima Menit

"Thailand memang memiliki kapasitas yang sangat signifikan untuk melacak dan mengkarantina kontak, termasuk mobilisasi tentara dari (lebih dari) satu juta desa dan sukarelawan kesehatan migran di seluruh negeri," katanya.

"Meski situasinya sangat menantang, seharusnya transmisi bisa dihentikan."

Meskipun terjadi wabah baru virus corona, sejauh ini Thailand mencatat kurang dari 10.000 kasus dan 66 kematian, dibandingkan dengan 28.500 infeksi dan 909 kematian di Australia, yang populasinya hanya sekitar sepertiga dari populasi Thailand.

Sebuah tinjauan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat dan WHO pada Oktober memuji sistem kesehatan masyarakat yang kuat di Thailand untuk menangani virus corona sejak dini.

Faktor pendukung lainnya antara lain penelitian lama Thailand tentang varian baru virus corona pada kelelawar dan pengalaman negara tersebut dalam menangani wabah penyakit lain, termasuk SARS dan Flu Babi.

Pemerintah juga menutup perbatasan, memberlakukan jam malam dan lockdown, serta menerapkan norma budaya sapaan tanpa kontak, dan pemakaian masker, yang menurut tinjauan tersebut juga bisa berperan dalam penanganan Covid-19 di Thailand.

Baca juga: Kru Ambulans Habis karena Lonjakan Covid-19, Los Angeles Tolak Layani Orang Akan Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com