Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Napoleon Bonaparte, Ubah Nasib dari Prajurit menjadi Kaisar Perancis

Kompas.com - 05/12/2020, 15:35 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Namun, Napoleon tak sepakat dan memutuskan bahwa angkatan laut Perancis belum siap untuk melawan Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang superior.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kecelakaan Mobil Putri Diana dan Kejanggalannya

Ia mengubah target dengan mengusulkan invasi ke Mesir dalam upaya menghapus rute perdagangan Inggris dengan India.

Alhasil, pasukan Napoleon mencetak kemenangan melawan penguasa militer Mesir, Mamluk, pada Pertempuran Piramida pada Juli 1798.

Namun pada Pertempuran Nil Agustus 1798, pasukannya terdampar setelah armada angkatan lautnya hampir dihancurkan oleh Inggris.

Pada awal 1799, tentara Napoleon melancarkan invasi ke Suriah yang diperintah Kekaisaran Ottoman, yang berakhir dengan pengepungan yang gagal dari Acre, yang terletak di zaman modern Israel.

Musim panas itu, dengan situasi politik di Perancis yang ditandai oleh ketidakpastian, Napoleon yang selalu ambisius dan licik memilih untuk meninggalkan pasukannya di Mesir dan kembali ke Perancis.

Baca juga: [Cerita Dunia] 57 Tahun Silam Tewasnya John F. Kennedy di Tangan Mantan Marinir AS yang Belum Diadili

Kudeta 18 Brumaire

Pada November 1799, dalam peristiwa yang dikenal sebagai kudeta 18 Brumaire, Napoleon menjadi bagian dari kelompok yang berhasil menggulingkan Direktori Perancis.

Melansir catatan dari History, direktori tersebut diganti dengan Konsulat beranggotakan 3 orang, dan Napoleon menjadi konsul pertama, menjadikannya tokoh politik terkemuka Perancis.

Pada Juni 1800, di Pertempuran Marengo, pasukan Napoleon mengalahkan salah satu musuh abadi Perancis, yaitu Austria, dan mengusir mereka dari Italia.

Kemenangan tersebut membantu memperkuat kekuasaan Napoleon sebagai konsul pertama.

Selain itu, dengan Perjanjian Amiens pada 1802, Inggris yang lelah perang setuju untuk berdamai dengan Perancis. Meskipun, kemudian perdamaian hanya berlangsung selama satu tahun.

Napoleon bekerja untuk memulihkan stabilitas Perancis pasca-revolusi. Dia memusatkan pemerintahan, melembagakan reformasi di berbagai bidang seperti perbankan dan pendidikan.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kudeta Militer Zimbabwe Lengserkan Presiden Robert Mugabe

Ia juga mendukung ilmu pengetahuan dan seni, serta berusaha memperbaiki hubungan antara rezimnya dan paus, yang menderita selama revolusi.

Salah satu pencapaiannya yang paling signifikan adalah Kode Napoleon, yang mengefisienkan sistem hukum Perancis dan terus menjadi dasar hukum perdata Perancis hingga hari ini.

Pada 1802, amandemen konstitusi menjadikan Napoleon konsul pertama seumur hidup.

Dua tahun kemudian, pada 2 Desember 1804, ia menobatkan dirinya sendiri sebagai Kaisar Perancis dalam sebuah upacara mewah di Katedral Notre Dame di Paris.

Paus Pius VII mempersembahkan mahkota kepada kaisar baru itu, yang mengambil dan meletakkannya di atas kepalanya, menunjukkan bagaimana ia mencapai puncak kekuasaan di Perancis dengan kemampuannya sendiri, sebagaimana yang diceritakan dalam History Extra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com