Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Bagaimana Negara Uni Emirat Arab Terbentuk?

Kompas.com - 04/12/2020, 18:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Pada tanggal 2 Desember 1971, sebuah negara Teluk berdiri dengan nama Uni Emirat Arab (UEA).

Sejarah berdirinya UEA dimulai dari persatuan 7 emirat yang kaya raya akan sumber daya minyak bumi. Mulanya, pada tahun 1971, sebanyak enam negara bagian ini bergabung menjadi Uni Emirat Arab; Abu Dhabi, Ajman, Fujairah, Umm Al Quwain, Sharjah dan Dubai.

Lalu pada 10 Februari 1972, Ras Al Khaimah ikut bergabung dan melengkapi kekuatan seluruh negara bagian di Uni Emirat Arab.

Baca juga: [Cerita Dunia] Konferensi Teheran, Cikal Bakal Sekutu dalam Perang Dunia II

Keberhasilan persatuan ini memberi UEA tempat layak dalam komunitas internasional sebagai negara berdaulat yang modern.

Melansir situs web Arsip Nasional UEA, negara Teluk itu memang memiliki sejarah dan budaya yang kaya seperti yang ditunjukkan banyak penelitian berdasarkan dokumen dan artefak kuno yang ditemukan.

Sudah banyak ekspedisi eksplorasi nasional dan asing di UEA sejak tahun 1958 sampai sekarang yang menjelaskan peradaban masyarakatnya sejak akhir tahun Millenium ke-4 SM.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kecelakaan Mobil Putri Diana dan Kejanggalannya

UEA berada di lokasi strategis secara geografis. Oleh karena itu, konflik perebutan kendali atas India dan kawasan Teluk pecah di antara kekuatan Eropa (Portugis, Perancis dan Inggris) sejak abad ke-16.

Semua negara Eropa itu bertujuan mengendalikan perdagangan maritim yang bentrok dengan perlawanan kekuatan kawasan itu sendiri baik secara regional mau pun lokal demi mempertahankan tanah air mereka dari kolonialisasi.

Portugis adalah pihak pertama yang membawa malapetaka atas Teluk Arab, dipimpin oleh komandan mereka seperti Vasco da Gama dan Albuquerque serta banyak orang lainnya yang melakukan pembantaian keji terhadap orang Arab dan Muslim serta menghancurkan Muscat juga Khor Fakkan.

Baca juga: [Cerita Dunia] 57 Tahun Silam Tewasnya John F. Kennedy di Tangan Mantan Marinir AS yang Belum Diadili

Kolonialisasi Portugis di kawasan Teluk Arab berlangsung selama hampir sepanjang abad 16. Kekuatan mereka mulai melemah setelah orang-orang dikawasan itu melawan dan Portugis bersaing ketat dengan Belanda, Inggris juga Perancis yang menguasai laut di wilayah Timur.

Ekspansi East India Company yang didirikan pada 1617 membuat Inggris berhasil mengusir Portugis dari wilayah itu pada 1625 dan menyingkirkan mereka sama sekali dari persaingan antar negara Eropa itu pada 1766.

Ada 2 kekuatan Arab yang muncul di kawasan Teluk pada awal abad ke-19. Pertama, kekuatan dari Suku Bani Yas yang menguasai bagian bawah Teluk Arab (kota Abu Dhabi dan Dubai) dan kedua, kekuatan Suku Al Qawasim dengan ibu kota mereka di Ras Al Khaimah.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kudeta Militer Zimbabwe Lengserkan Presiden Robert Mugabe

Al Qawasim membangun kekuatan maritim yang luar biasa yang membuat mereka mampu melawan armada dan kapal Inggris di Teluk Arab serta lebih jauh lagi di Samudra Hindia.

Meski begitu, Inggris tetap mengendalikan wilayah Teluk dengan 3 landasan kebijakan yang tidak realistis; perang melawan bajak laut, perang melawan perdagangan budak dan perang melawan perdagangan.

Rupanya hal itu hanyalah menjadi sebuah pembenaran dan dijadikan kedok oleh Inggris untuk memperluas aktivitas kolonialnya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Berkecepatan 315 Km/Jam, Topan Haiyan Ratakan Pesisir Filipina

Berbagai cara dilakukan Inggris dalam mengontrol wilayah Teluk sampai pada 1820 dan disepakati perjanjian dengan para Syekh di Oman Coast yang memberikan eksistensi bagi dasar hukum wilayah Teluk.

Perjanjian itu akhirnya dicabut pada 1 Desember 1971 dan esoknya, 2 Desember 1971, Uni Emirat terbentuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com