Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[Cerita Dunia] Napoleon Bonaparte, Ubah Nasib dari Prajurit menjadi Kaisar Perancis

KOMPAS.com - Napoleon Bonaparte, seorang prajurit yang membuat dirinya menjadi seorang Kaisar Perancis dan menaklukkan sebagian besar Eropa pada awal abad ke-19.

Napoleon lahir pada 15 Agustus 1769 di Ajaccio di pulau Mediterania di Corsica, dari pasangan Carlo Buonaparte dan Romalino Buonaparte.

Lahir dari keluarga yang tidak kaya, Napoleon dewasa dapat menyanding pangkat menjadi pemikir militer terbesar di Eropa.

Karir Napoleon dimulai pada 30 tahun sebelum Perang Waterloo pada 1785, ketika dia lulus dari akademi militer di Paris, seperti yang dilansir dari History Extra.

Meski terampil dalam belajar dan rakus membaca strategi militer, Napoleon sempat dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya yang selalu menganggapnya orang luar Perancis dengan aksen berbicara yang aneh.

Pada usia 15 tahun, Napoleon menjadi kepala keluarganya, setelah ayahnya meninggal.

Dia membawa keluarganya ke Perancis pada 1793 ketika di Corsica terjadi kekacauan. Di Perancis, Napoleon kembali ke tugas militer.

Melansir dari History, ia bekerjasama dengan Augustin Robespierre, saudara dari pemimpin revolusioner Maximilien Robespierre, seorang Jacobin yang merupakan kekuatan kunci di balik Reign of Terror (1793-1794), suatu periode kekerasan melawan musuh revolusi.

Selama masa itu, Napoleon dipromosikan menjadi brigadir jenderal di angkatan darat.

Namun, setelah Robespierre jatuh dari kekuasaan dan dipenggal pada Juli 1794, Napoleon secara singkat dikenakan tahanan rumah karena hubungannya dengan kedua saudara itu.

Pada 1795, Napoleon membantu menekan pemberontakan royalis melawan pemerintah revolusioner di Paris dan dipromosikan menjadi mayor jenderal.

Kekuatan Napoleon

Sejak 1792, pemerintahan revolusioner Perancis telah terlibat dalam konflik militer dengan berbagai negara Eropa.

Pada 1796, Napoleon memimpin pasukan Perancis yang mengalahkan pasukan Austria yang lebih besar, salah satu saingan utama negaranya, dalam serangkaian pertempuran di Italia.

Pada 1797, Perancis dan Austria menandatangani Perjanjian Campo Formio, yang menghasilkan keuntungan teritorial bagi Perancis.

Tahun berikutnya, Direktori, kelompok beranggotakan 5 orang yang telah memerintah Perancis sejak 1795, menawarkan untuk membiarkan Napoleon memimpin invasi ke Inggris.

Namun, Napoleon tak sepakat dan memutuskan bahwa angkatan laut Perancis belum siap untuk melawan Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang superior.

Ia mengubah target dengan mengusulkan invasi ke Mesir dalam upaya menghapus rute perdagangan Inggris dengan India.

Alhasil, pasukan Napoleon mencetak kemenangan melawan penguasa militer Mesir, Mamluk, pada Pertempuran Piramida pada Juli 1798.

Namun pada Pertempuran Nil Agustus 1798, pasukannya terdampar setelah armada angkatan lautnya hampir dihancurkan oleh Inggris.

Pada awal 1799, tentara Napoleon melancarkan invasi ke Suriah yang diperintah Kekaisaran Ottoman, yang berakhir dengan pengepungan yang gagal dari Acre, yang terletak di zaman modern Israel.

Musim panas itu, dengan situasi politik di Perancis yang ditandai oleh ketidakpastian, Napoleon yang selalu ambisius dan licik memilih untuk meninggalkan pasukannya di Mesir dan kembali ke Perancis.

Kudeta 18 Brumaire

Pada November 1799, dalam peristiwa yang dikenal sebagai kudeta 18 Brumaire, Napoleon menjadi bagian dari kelompok yang berhasil menggulingkan Direktori Perancis.

Melansir catatan dari History, direktori tersebut diganti dengan Konsulat beranggotakan 3 orang, dan Napoleon menjadi konsul pertama, menjadikannya tokoh politik terkemuka Perancis.

Pada Juni 1800, di Pertempuran Marengo, pasukan Napoleon mengalahkan salah satu musuh abadi Perancis, yaitu Austria, dan mengusir mereka dari Italia.

Kemenangan tersebut membantu memperkuat kekuasaan Napoleon sebagai konsul pertama.

Selain itu, dengan Perjanjian Amiens pada 1802, Inggris yang lelah perang setuju untuk berdamai dengan Perancis. Meskipun, kemudian perdamaian hanya berlangsung selama satu tahun.

Napoleon bekerja untuk memulihkan stabilitas Perancis pasca-revolusi. Dia memusatkan pemerintahan, melembagakan reformasi di berbagai bidang seperti perbankan dan pendidikan.

Ia juga mendukung ilmu pengetahuan dan seni, serta berusaha memperbaiki hubungan antara rezimnya dan paus, yang menderita selama revolusi.

Salah satu pencapaiannya yang paling signifikan adalah Kode Napoleon, yang mengefisienkan sistem hukum Perancis dan terus menjadi dasar hukum perdata Perancis hingga hari ini.

Pada 1802, amandemen konstitusi menjadikan Napoleon konsul pertama seumur hidup.

Dua tahun kemudian, pada 2 Desember 1804, ia menobatkan dirinya sendiri sebagai Kaisar Perancis dalam sebuah upacara mewah di Katedral Notre Dame di Paris.

Paus Pius VII mempersembahkan mahkota kepada kaisar baru itu, yang mengambil dan meletakkannya di atas kepalanya, menunjukkan bagaimana ia mencapai puncak kekuasaan di Perancis dengan kemampuannya sendiri, sebagaimana yang diceritakan dalam History Extra.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/05/153548370/cerita-dunia-napoleon-bonaparte-ubah-nasib-dari-prajurit-menjadi-kaisar

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke