Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Gulingkan Presiden, Massa Demo Belarus Ganti Taktik

Kompas.com - 30/11/2020, 08:07 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Massa oposisi di Belarus kembali turun ke jalan-jalan di ibu kota Minsk pada Minggu (29/11/2020), melanjutkan demo menentang terpilihnya kembali presiden Alexander Lukashenko, yang telah berlangsung 3 bulan.

Sejak pemilu pada Agustus, Belarus dilanda protes besar-besaran setelah Lukashenko (66) mengamankan masa jabatan keenam sebagai presiden republik pecahan Uni Soviet itu.

Kubo oposisi yakin pemilu itu curang dan Svetlana Tikhanovskaya yang seharusnya menang. Wanita itu adalah orang baru di dunia politik, dan ia maju mencalonkan diri untuk menggantikan suaminya yang dipenjara.

Baca juga: Demo Pemilu Belarus Makin Ricuh, Polisi Ancam Tembak Demonstran

Dalam beberapa pekan terakhir pihak berwenang menindak keras massa, ratusan orang ditahan, dan pengunjuk rasa dilarang berkumpul di pusat Minsk.

Diberitakan AFP, tindakan-tindakan itu membuat lawan Lukashenko mengubah taktik, dengan meminta massa membuat perkumpulan kecil di setiap distrik ibu kota.

Menurut media lokal, sekitar 20 aksi unjuk rasa tercatat pada Minggu di seluruh penjuru kota.

Baca juga: Ratusan Wanita Ditangkap dalam Demonstrasi Sparkly March di Belarus

"Banyak orang berkumpul di semua distrik di Minsk, tanpa kecuali. Polisi Lukashenko bergegas dari distrik ke distrik," kata saluran Telegram oposisi, Nexta Live, yang membantu mengoordinasi demonstrasi.

Seperti minggu-minggu sebelumnya, beberapa stasiun kereta bawah tanah di pusat kota ditutup dan koneksi seluler dibatasi.

Polisi antihuru-hara juga dikerahkan dalam jumlah besar, dan situs berita Tut.by melaporkan penggunaan granat setrum dan gas air mata.

Baca juga: Terus Didesak Mundur, Presiden Belarus Akan ke Rusia Minta Bantuan Putin

Kelompok HAM Viasna mengatakan, setidaknya 20 orang telah ditahan polisi sejauh ini.

"Semua orang turun ke jalan di distrik mereka dan berjumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pendukung," kata Tikhanovskaya (38) dalam video pidato yang diunggah di saluran Telegramnya pada Sabtu (28/11/2020).

Dia menambahkan bahwa rakyat Belarus adalah orang yang bangga, berani, dan damai yang tahu pentingnya kebebasan dan tidak akan pernah mau hidup tanpanya.

Baca juga: Presiden Lukashenko: Jika Belarus Tumbang, Rusia Selanjutnya

Tikhanovskaya kabur ke Lithuania negara anggota Uni Eropa, tak lama setelah pemilu Belarus. Ia mendapat dukungan dari beberapa pemimpin Barat, yang tidak mengakui hasil pemilu pada Agustus lalu.

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi ke Lukashenko dan deretan sekutunya, atas kecurangan pemilu dan tindakan keras kepada demonstran.

Di awal demo polisi Belarus menahan ribuan pedemo, dengan banyak yang melaporkan penyiksaan serta pelecehan di dalam sel tahanan.

Lukashenko yang mendapat dukungan kuat dari Moskwa, menolak mundur dan malah menyarankan reformasi konstitusi untuk membungkam oposisi.

Baca juga: Presiden Belarus Lukashenko dan Putranya Resmi Masuk Blacklist Uni Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com