Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belarus Lukashenko dan Putranya Resmi Masuk Blacklist Uni Eropa

Kompas.com - 07/11/2020, 14:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan putranya resmi masuk blacklist (daftar hitam) sanksi Uni Eropa pada Jumat (6/11/2020), karena tindakan keras mereka pada demo pasca-pemilu.

Lukashenko dan anaknya di-blacklist bersama 13 pejabat lainnya yang juga disanksi oleh Kanada, menurut pemberitaan AFP.

Sanksi ini diberlakukan setelah negara-negara anggota Uni Eropa memberikan persetujuan, dan keputusan ini diterbitkan di jurnal resmi blok tersebut.

Baca juga: Demo Pemilu Belarus Makin Ricuh, Polisi Ancam Tembak Demonstran

Lukashenko, putranya yang bernama Viktor, dan 13 orang lainnya masuk daftar hitam Uni Eropa yang disusun sejak Oktober dan berisi 40 nama di dalamnya, termasuk Menteri Dalam Negeri Belarus.

Sanksi itu membuat mereka yang ada di daftar blacklist tidak bisa mendapat visa untuk Uni Eropa dan Kanada, serta pembekuan aset-aset mereka di kedua wilayah tersebut.

Keputusan untuk menambahkan Lukashenko dan putranya dibuat pada pertemuan 12 Oktober oleh para Menteri Luar Negeri Uni Eropa, karena keduanya bertanggung jawab atas penindasan dengan kekerasan oleh aparat negara, sebelum dan setelah pilpres 2020.

Baca juga: Ratusan Wanita Ditangkap dalam Demonstrasi Sparkly March di Belarus

Uni Eropa juga menganggap Lukashenko bertanggung jawab atas pengasingan capres oposisi di pemilu, penangkapan sewenang-wenang dan perlakuan buruk terhadap demonstran damai, serta intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis.

Viktor, anak pertama Lukashenko dari tiga bersaudara, adalah penjabat penasihan keamanan nasional di Belarus.

Kanada sebelumnya juga pernah memberi sanksi ke Lukashenko.

Baca juga: Presiden Belarus Hari Ini Temui Putin untuk Minta Dukungan Amankan Kekuasaan

Sanksi-sanksi yang dikenakan Uni Eropa dan Kanada pada Jumat juga menimpa kepala staf Lukashenko, kepala dinas rahasia KGB Belarus, dan petugas pers Lukashenko.

Uni Eropa dan Kanada tidak mengakui hasil pemilu Belarus pada 9 Agustus, dan tidak menganggap Lukashenko sebagai presiden yang sah.

Baca juga: Terus Didesak Mundur, Presiden Belarus Akan ke Rusia Minta Bantuan Putin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com