MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan putranya resmi masuk blacklist (daftar hitam) sanksi Uni Eropa pada Jumat (6/11/2020), karena tindakan keras mereka pada demo pasca-pemilu.
Lukashenko dan anaknya di-blacklist bersama 13 pejabat lainnya yang juga disanksi oleh Kanada, menurut pemberitaan AFP.
Sanksi ini diberlakukan setelah negara-negara anggota Uni Eropa memberikan persetujuan, dan keputusan ini diterbitkan di jurnal resmi blok tersebut.
Baca juga: Demo Pemilu Belarus Makin Ricuh, Polisi Ancam Tembak Demonstran
Lukashenko, putranya yang bernama Viktor, dan 13 orang lainnya masuk daftar hitam Uni Eropa yang disusun sejak Oktober dan berisi 40 nama di dalamnya, termasuk Menteri Dalam Negeri Belarus.
Sanksi itu membuat mereka yang ada di daftar blacklist tidak bisa mendapat visa untuk Uni Eropa dan Kanada, serta pembekuan aset-aset mereka di kedua wilayah tersebut.
Keputusan untuk menambahkan Lukashenko dan putranya dibuat pada pertemuan 12 Oktober oleh para Menteri Luar Negeri Uni Eropa, karena keduanya bertanggung jawab atas penindasan dengan kekerasan oleh aparat negara, sebelum dan setelah pilpres 2020.
Baca juga: Ratusan Wanita Ditangkap dalam Demonstrasi Sparkly March di Belarus
Uni Eropa juga menganggap Lukashenko bertanggung jawab atas pengasingan capres oposisi di pemilu, penangkapan sewenang-wenang dan perlakuan buruk terhadap demonstran damai, serta intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis.
Viktor, anak pertama Lukashenko dari tiga bersaudara, adalah penjabat penasihan keamanan nasional di Belarus.
Kanada sebelumnya juga pernah memberi sanksi ke Lukashenko.
Baca juga: Presiden Belarus Hari Ini Temui Putin untuk Minta Dukungan Amankan Kekuasaan
Sanksi-sanksi yang dikenakan Uni Eropa dan Kanada pada Jumat juga menimpa kepala staf Lukashenko, kepala dinas rahasia KGB Belarus, dan petugas pers Lukashenko.
Uni Eropa dan Kanada tidak mengakui hasil pemilu Belarus pada 9 Agustus, dan tidak menganggap Lukashenko sebagai presiden yang sah.
Baca juga: Terus Didesak Mundur, Presiden Belarus Akan ke Rusia Minta Bantuan Putin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.