ATLANTA, KOMPAS.com - Negara bagian Georgia, Amerika Serikat ( AS), pada Jumat (6/11/2020) menyatakan akan menghitung ulang suara pilpres AS, di mana Joe Biden unggul tipis dari Donald Trump.
"Dengan margin sekecil itu, akan ada penghitungan ulang di Georgia," kata Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger, dikutip dari AFP.
Raffensperger merupakan pejabat tertinggi Georgia yang mengawasi pemilu AS. Ia mengatakan bahwa pilpres Amerika di negara bagiannya masih terlalu dini untuk diumumkan hasilnya.
Baca juga: Pilpres AS: Jelang Penentuan Presiden dan Rangkuman Kisahnya
Pada Jumat pagi waktu setempat Georgia hampir menyelesaikan penghitungan suara, dan Biden memimpin dengan selisih di atas 1.500 suara. Georgia sendiri memiliki jatah 16 suara elektoral.
Biden sementara ini menggamit 264 suara elektoral, hanya butuh minimal 6 electoral votes lagi untuk melenggang ke Gedung Putih.
"Penghitungan terakhir di Georgia sekarang memiliki implikasi besar bagi seluruh negeri," ujar Raffensperger.
Baca juga: Pilpres AS: Trump Butuh Waktu untuk Terima Kekalahan
"Pertaruhannya tinggi di semua" sisi. Kami tidak akan membiarkan perdebatan itu mengalihkan perhatian dari pekerjaan kami."
"Kami akan melakukannya dengan benar dan kami akan mempertahankan integritas pemilu kami."
Dia juga mengungkapkan bahwa Georgia mengizinkan pengamat dari kedua kubu menyaksikan penghitungan suara, setelah Trump tanpa bukti menuduh penipuan pemilu Amerika secara nasional.
Baca juga: Di Acara Deklarasi Masyumi, Eks Penasihat KPK Sebut Pilpres 2019 Sarat Korupsi
Hakim Mahkamah Agung AS Samuel Alito pada hari yang sama menolak gugatan Partai Republik di Pennsylvania, yang meminta penghitungan dihentikan untuk surat suara yang masuk setelah Hari Pemilihan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan