Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minggu Kelima Demo Anti-rezim Lukashenko, Massa Bawa Bendera Lama Belarus

Kompas.com - 07/09/2020, 10:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MINSK, KOMPAS.com - Demonstrasi Belarus pada minggu kelima diwarnai dengan massa yang membawa bendera lama negara itu.

Pada Minggu (6/9/2020), para pengunjuk rasa yang berbondong-bondong menuju Istana Kemerdekaan Belarus membawa bendera putih-merah-putih raksasa.

Bendera itu adalah bendera pertama Belarus saat masih bernama Republik Rakyat Belarus pada 1918, usai lepas dari Kekaisaran Soviet pada akhir Perang Dunia I.

Baca juga: Demo Belarus Makin Besar, Puluhan Ribu Massa Desak Presiden Lukashenko Mundur

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, warna putih bermakna White Russia kemudian garis merah besar ditambahkan di tengahnya.

Warna-warna ini berasal dari lambang tradisional yang digunakan oleh Belarus di bawah pemerintahan Lithuania, yakni perisai merah dengan kuda putih dan ksatria.

Sejak 1995, bendera itu menjadi simbol oposisi rezim Alexander Lukashenko. Sebelum tahun ini, bendera itu turut berkibar pada demo 2006, 2010, dan 2015.

Setidaknya puluhan ribu orang, bahkan mungkin lebih, turun ke jalanan di ibu kota Minsk akhir pekan lalu, menuntut mundurnya Presiden Alexander Lukashenko.

Ia sudah berkuasa 26 tahun di Belarus, dan mengklaim terpilih lagi dengan 80 persen suara pada pemilu 9 Agustus yang disengketakan.

Baca juga: Aksi Gigih Nenek 73 Tahun Viral Saat Ikut dalam Barisan Anti Presiden Lukashenko

Pengunjuk rasa terdiri dari semua lapisan masyarakat, mulai dari orang tua hingga anak-anak, pelajar, pendeta Katolik, dan atlet terkenal turun le jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka, lapor koresponden AFP di lokasi.

Sebelumnya demo pemilu tidak pernah sebesar ini di Belarus. Demo besar ini pecah setelah Lukashenko yang berkuasa di negara bekas Soviet itu selama 26 tahun mengklaim terpilih lagi dengan 80 persen suara pada 9 Agustus.

Para warga Belarus berdemonstrasi di seluruh negeri selama hampir sebulan terakhir, meski gerakan ini tidak memiliki pemimpin yang jelas karena banyak aktivis dipenjara atau didepak keluar negara.

Baca juga: Belarus Klaim Racun Novichok untuk Navalny Rekayasa Jerman dan Polandia

Pada Minggu (6/9/2020), para pengunjuk rasa berjalan menuju kediaman Lukashenko di Istana Kemerdekaan, dan meneriakkan kata "Pengadilan" serta "Berapa Anda dibayar?"

"Saya meminta pemilu baru yang jujur," kata demontran Nikita Sazanovich (28) dikutip dari AFP.

Pengunjuk rasa lainnya terlihat memegang foto pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang menurut Jerman telah diracuni dengan racun saraf Novichok.

Baca juga: Presiden Belarus Berulang Tahun Ke-66, Demonstran: Selamat Ulang Tahun, Tikus

"Tolong tetap hidup," tulis plakat itu yang merujuk pada musuh utama Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Navalny koma dalam dua minggu terakhir karena diduga diracuni dari secangkir teh yang diminumnya di bandara Siberia.

"Sasha, minumlah teh. Ini traktiran Putin," teriak beberapa demonstran mengacu ke nama kecil Lukashenko.

Banyak yang mengatakan, mereka akan terus turun ke jalan sampai Lukashenko mundur.

Baca juga: Putin Bentuk Pasukan Elit Khusus untuk Tangani Demonstrasi di Belarus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com