Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Belarus Makin Besar, Puluhan Ribu Orang Desak Presiden Lukashenko Mundur

Kompas.com - 07/09/2020, 10:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Setidaknya puluhan ribu orang, bahkan mungkin lebih, turun ke jalanan Belarus pada Minggu (6/9/2020), dalam demo terbaru untuk menuntut mundurnya Presiden Alexander Lukashenko.

Lukashenko terpilih lagi menjadi presiden dalam pemilu yang disengketakan, dan ia menolak mundur meski terus didesak massa.

Ia bahkan meminta bantuan ke Rusia agar bisa tetap berkuasa.

Baca juga: Belarus Klaim Racun Novichok untuk Navalny Rekayasa Jerman dan Polandia

Polisi, meriam air, dan kendaraan lapis baja dikerahkan ke pusat ibu kota Minsk oleh pihak berwenang untuk mengamankan demo. Beberapa stasiun kereta bawah tanah juga ditutup.

Kelompok HAM Viasna mengatakan, hampir 70 orang ditahan di ibu kota negara tersebut.

Pengunjuk rasa terdiri dari semua lapisan masyarakat, mulai dari orang tua hingga anak-anak, pelajar, pendeta Katolik, dan atlet terkenal turun le jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka, lapor koresponden AFP di lokasi.

Banyak yang memegang bendera lama Belarus dan plakat, sementara sebuah band menabuh drum dan memainkan alat musik lainnya.

Sebelumnya, demo pemilu tidak pernah sebesar ini di Belarus. Demo besar ini pecah setelah Lukashenko yang berkuasa di negara bekas Soviet itu selama 26 tahun, mengklaim terpilih lagi dengan 80 persen suara pada 9 Agustus.

Baca juga: Pilpres Belarus Ricuh, Capres sampai Kabur ke Negara Tetangga

Svetlana Tikhanovskaya sebagai rival di pemilu mengatakan, dirinyalah yang sebenarnya memenangi pemilu.

Ia juga menyebut pasukan keamanan Lukashenko telah menahan ribuan demonstran, dan banyak di antara mereka menuduh polisi melakukan pemukulan dan penyiksaan.

Demonstran membawa bendera lama Belarus saat berunjuk rasa menentang hasil pemilu di Minsk, Belarus, Minggu (6/9/2020). Unjuk rasa akhir pekan itu adalah minggu kelima demonstrasi merebak di Belarus untuk menuntut mundurnya Presiden Alexander Lukashenko, yang mengklaim kemenangan kontroversial di pemilu. Ia telah berkuasa 26 tahun di negara bekas Soviet itu.AP PHOTO Demonstran membawa bendera lama Belarus saat berunjuk rasa menentang hasil pemilu di Minsk, Belarus, Minggu (6/9/2020). Unjuk rasa akhir pekan itu adalah minggu kelima demonstrasi merebak di Belarus untuk menuntut mundurnya Presiden Alexander Lukashenko, yang mengklaim kemenangan kontroversial di pemilu. Ia telah berkuasa 26 tahun di negara bekas Soviet itu.
Beberapa orang akhirnya tewas dalam kekerasan itu.

Dalam tekanan pihak berwenang, Tikhanovskaya kabur dari Belarus untuk berlindung di negara anggota Uni Eropa, Lithuania.

Baca juga: Pilpres Belarus Rusuh, Viral Video Jeritan Demonstran yang Disiksa di Tahanan

"Teh traktiran Putin"

Para warga Belarus berdemonstrasi di seluruh negeri selama hampir sebulan terakhir, meski gerakan ini tidak memiliki pemimpin yang jelas karena banyak aktivis dipenjara atau didepak keluar negara.

Pada Minggu (6/9/2020) para pengunjuk rasa berjalan menuju kediaman Lukashenko di Istana Kemerdekaan, dan meneriakkan kata "Pengadilan" serta "Berapa Anda dibayar?"

"Saya meminta pemilu baru yang jujur," kata demontran Nikita Sazanovich (28) dikutip dari AFP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com