Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2020, 15:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Pemilihan presiden (pilpres) di Belarus berlangsung ricuh, dan calon presiden (capres) penantang utama Presiden Belarus sampai melarikan diri ke Lithuania.

Svetlana Tikhanovskaya kabur ke Lithuania pada Selasa (11/8/2020), setelah bentrokan di malam kedua antara polisi dan pendukung oposisi menewaskan seorang pengunjuk rasa.

Tikhanovskaya mengklaim kemenangan atas Presiden Alexander Lukashenko yang otoriter, dalam pemilihan suara pada Minggu (9/8/2020).

Baca juga: Demonstrasi Pecah Setelah Ledakan di Beirut, PM Lebanon Janjikan Pemilu Dini

Ia telah tiba di negara tetangga dengan selamat, kata Menteri Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius kepada kantor berita AFP.

Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi Lithuania yang merupakan anggota Uni Eropa dan NATO, dan dulu juga bagian dari Uni Soviet seperti Belarus, memiliki riwayat memberikan perlindungan ke tokoh-tokoh oposisi Belarus dan Rusia.

Keberadaan Tikhanovskaya sempat tidak diketahui, setelah staf kampanye hilang kontak dengannya dan mengkhawatirkan keselamatannya.

Munculnya dia di Lithuania terjadi setelah ribuan orang turun ke jalan di ibu kota Belarus, Minsk, pada Senin yang menjadi malam kedua kerusuhan.

Baca juga: Intel AS: China Ingin Trump Kalah Pemilu karena Tak Bisa Ditebak

Sebelumnya pihak berwenang mengumumkan, Lukashenko telah mengamankan masa jabatan keenamnya dengan 80 persen suara.

Tikhanovskaya, wanita berusia 37 tahun, adalah orang baru di dunia politik tapi dia telah memberi angin segar kepada oposisi.

Ia berada di urutan kedua hasil akhir pilpres dengan 10 persen suara, dan para pengunjuk rasa mendukung klaimnya yang telah memenangkan pemilihan.

Calon presiden Belarusia dari partai oposisi, Svetlana Tikhanouskaya, saat menghadiri konferensi pers tentang pilpres Belarusia di Minsk, Senin (10/8/2020).REUTERS/VASILY FEDOSENKO Calon presiden Belarusia dari partai oposisi, Svetlana Tikhanouskaya, saat menghadiri konferensi pers tentang pilpres Belarusia di Minsk, Senin (10/8/2020).
Untuk meredakan aksi unjuk rasa di malam kedua, polisi tetap menggunakan peluru karet, granat kejut, dan gas air mata untuk membubarkan demonstran.

Massa melawan dengan lemparan batu dan kembang api, juga membangun barikade, kata laporan jurnalis AFP, para demonstran, dan sejumlah saksi mata.

Baca juga: Konspirasi QAnon, Akankah Berdampak pada Pemilu Presiden AS?

"Sangat banyak orang menentang Lukashenko," kata Pavel seorang demonstran berusia 34 tahun kepada AFP.

"Kami ingin menggulingkan Lukashenko. Dia tidak layak jadi presiden."

Puluhan orang terluka dalam kerusuhan itu, dan kematian pertama dikonfirmasi pada Senin. Polisi mengatakan, seorang pria tewas setelah alat peledak meledak di tangannya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Presiden Belarus Alexander Lukashenko Akan Temui Xi Jinping di China

Presiden Belarus Alexander Lukashenko Akan Temui Xi Jinping di China

Global
Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Global
Warga Israel yang Dibebaskan Hamas Berbicara di Depan Umum untuk Kali Pertama, Tuntut Pemerintah

Warga Israel yang Dibebaskan Hamas Berbicara di Depan Umum untuk Kali Pertama, Tuntut Pemerintah

Global
Rangkuman Hari Ke-647 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Cegah Petro Bertemu Viktor Orban | Kabar Rusia Eksekusi Tentara yang Menyerah

Rangkuman Hari Ke-647 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Cegah Petro Bertemu Viktor Orban | Kabar Rusia Eksekusi Tentara yang Menyerah

Global
Ini Klaim China soal Penyebab Lonjakan Penyakit Pernapasan yang Jadi Sorotan Dunia

Ini Klaim China soal Penyebab Lonjakan Penyakit Pernapasan yang Jadi Sorotan Dunia

Global
Ledakan Bom di Universitas Mindanao Filipina Tewaskan 3 Orang

Ledakan Bom di Universitas Mindanao Filipina Tewaskan 3 Orang

Global
Pria Serang Turis di Paris Dekat Menara Eiffel, 1 Orang Tewas, 2 Terluka

Pria Serang Turis di Paris Dekat Menara Eiffel, 1 Orang Tewas, 2 Terluka

Global
Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Palestina Tak Bersalah Terbunuh di Gaza

Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Palestina Tak Bersalah Terbunuh di Gaza

Global
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Warga Mengungsi karena Khawatir Tsunami

Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Warga Mengungsi karena Khawatir Tsunami

Global
[UNIK GLOBAL] Perkara Kopi Joss di Malaysia | Hidup 50 Tahun Tanpa Makan

[UNIK GLOBAL] Perkara Kopi Joss di Malaysia | Hidup 50 Tahun Tanpa Makan

Global
Netanyahu Tegaskan Israel Akan Terus Berperang sampai Semua Tujuan Tercapai

Netanyahu Tegaskan Israel Akan Terus Berperang sampai Semua Tujuan Tercapai

Global
COP28: 117 Negara Teken Komitmen Tingkatkan Kapasitas Energi Terbarukan 3 Kali Lipat

COP28: 117 Negara Teken Komitmen Tingkatkan Kapasitas Energi Terbarukan 3 Kali Lipat

Global
Saat Dasi Raja Charles Menyita Perhatian...

Saat Dasi Raja Charles Menyita Perhatian...

Global
PBB Serukan Penyelamatan 400 Warga Rohingya yang Terombang-ambing di Laut Andaman

PBB Serukan Penyelamatan 400 Warga Rohingya yang Terombang-ambing di Laut Andaman

Global
Harga Air Minum, Telur, dan Gula di Gaza Naik Drastis Jadi Segini, Warga Frustasi

Harga Air Minum, Telur, dan Gula di Gaza Naik Drastis Jadi Segini, Warga Frustasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com