Banyak pengunjuk rasa beraksi dengan memakai helm, kacamata, dan masker gas. Mereka bubar dengan damai sekitar pukul 20.30 malam.
Salah satu pemimpin aksi protes, Jatupat Boonpattarasaksa, akan menggalang unjuk rasa baru pada 25 November di luar Biro Properti Mahkota, yang mengelola perkebunan kerajaan.
Baca juga: Turis Beri Review Jelek Dipenjara 2 Hari, Hotel Thailand Diperingatkan TripAdvisor
Unjuk rasa pada Rabu (18/11/2020) terjadi sehari setelah konfrontasi terparah sejak demo dimulai pada Juli.
Saat itu polisi menggunakan gas air mata dan water cannon ke demonstran yang berusaha menuju gedung parlemen. Para aktivis pro-demokrasi juga bentrok dengan kaum royalis.
Lebih dari 50 orang terluka, 6 di antaranya dengan luka tembak, menurut petugas medis.
Akan tetapi tidak diketahui siapa yang bertanggung jawab atas penembakan itu.
Baca juga: Terus Diterpa Tuntutan Reformasi Monarki, Raja Thailand Serukan Persatuan Nasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.