Beberapa kekuatan politik berencana menggelar demo baru hari ini, dan kekhawatiran muncul atas potensi bentrokan antara pendukung dari berbagai kelompok.
Jeenbekov mengatakan, penegakan hukum harus memastikan bahwa anggota parlemen yang gedungnya tidak di bawah kendali negara dapat mengadakan sidang.
Presiden berusia 61 tahun yang menjabat sejak November 2017 itu menambahkan, dia ingin "melegitimasi pengangkatan" setelah beberapa politisi mengklaim posisi kepemimpinan di Kirgistan.
Pada Jumat oposisi mengklaim telah menguasai kantor kejaksaan negara, komite keamanan nasional, dan Kementerian Dalam Negeri.
Seorang politisi juga memposisikan dirinya sebagai perdana menteri setelah dia dibebaskan dari penjara oleh para pendukungnya, pada kerusuhan Senin (5/10/2020).
Jika Jeenbekov mengundurkan diri, dia akan menjadi kepala negara Kirgistan ketiga yang dilanda kerusuhan politik, setelah pemberontakan menggulingkan kepemimpinan presiden otoriter pada 2005 dan 2010.
Baca juga: Bertambah, Ada 25 Halte yang Dirusak Massa Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.