Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kirgistan Rela Mundur demi Redakan Kisruh Demo Pemilu

Kompas.com - 09/10/2020, 16:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BISHKEK, KOMPAS.com - Presiden Kirgistan Sooronbay Jeenbekov menyatakap siap undur diri demi mengakhiri kerusuhan pasca-pemilu yang melanda negara di Asia Tengah itu.

Dia mengatakannya dalam sebuah pidato yang diterbitkan di situs webnya pada Jumat (9/10/2020).

Sengketa pemilu Kirgistan memicu demo dan kerusuhan yang menyebabkan satu orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Baca juga: Pemilu Kirgistan Kacau dan Ricuh, Akankah Berujung Revolusi?

Jeenbekov mengatakan, dia bisa mundur setelah tanggal pemilu baru ditetapkan dan perubahan dalam pemerintahan telah dikonfirmasi oleh parlemen serta kantor kepresidenan.

"Setelah otoritas eksekutif yang sah disetujui dan kami kembali ke jalur yang sah, saya siap meninggalkan jabatan Presiden Republik Kirgistan," katanya dikutip dari AFP.

Pernyataan itu dilontarkan hanya beberapa jam setelah kantor Jeenbekov mengatakan, pengunduran diri presiden tidak "dipertanyakan" dalam pembicaraan dengan para pemimpin politik, yang dipimpin partai-partai kalah dalam pemilihan parlemen.

Baca juga: Cerita Aiperi Gadis Kirgistan yang Tak Bisa Pulang karena Pandemi, Jatuh Cinta dengan Pria Indonesia

Akan tetapi belum diketahui secara pasti apakah persyaratan yang diminta Jeenbekov bisa dipenuhi atau tidak.

Beberapa kekuatan politik berencana menggelar demo baru hari ini, dan kekhawatiran muncul atas potensi bentrokan antara pendukung dari berbagai kelompok.

Jeenbekov mengatakan, penegakan hukum harus memastikan bahwa anggota parlemen yang gedungnya tidak di bawah kendali negara dapat mengadakan sidang.

Baca juga: Kisah Cinlok di Tengah Pandemi, Gadis Kirgistan Terjebak di Bali hingga Jatuh Cinta pada Pria Lampung

Presiden berusia 61 tahun yang menjabat sejak November 2017 itu menambahkan, dia ingin "melegitimasi pengangkatan" setelah beberapa politisi mengklaim posisi kepemimpinan di Kirgistan.

Pada Jumat oposisi mengklaim telah menguasai kantor kejaksaan negara, komite keamanan nasional, dan Kementerian Dalam Negeri.

Seorang politisi juga memposisikan dirinya sebagai perdana menteri setelah dia dibebaskan dari penjara oleh para pendukungnya, pada kerusuhan Senin (5/10/2020).

Jika Jeenbekov mengundurkan diri, dia akan menjadi kepala negara Kirgistan ketiga yang dilanda kerusuhan politik, setelah pemberontakan menggulingkan kepemimpinan presiden otoriter pada 2005 dan 2010.

Baca juga: Bertambah, Ada 25 Halte yang Dirusak Massa Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com