Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Depan Vila Raja Thailand, Aktivis Pasang Plakat "Negara Milik Rakyat"

Kompas.com - 26/09/2020, 21:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TUTZING, KOMPAS.com – Aktivis Thailand tak hanya menggelar aksi protes di Bangkok, namun juga kediaman Raja Maha Vajiralongkorn di Jerman.

Aksi protes aktivis di Thailand di Jerman adalah memasang plakat bertuliskan "negara milik rakyat" di depan via Raja Maha pada Jumat (25/9/2020).

Pada Minggu (20/9/2020), plakat serupa juga sempat dipasang di lapangan sebelah Istana Kerajaan di Bangkok. Namun plakat tersebut dicopot sehari setelah dipasang.

Dilansir dari Channel News Asia, di tengah hujan lebat, penyelenggara protes Junya Limprasert dari Act4Dem membacakan surat kepada raja.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Thailand Marah, Parlemen Tunda Keputusan Reformasi Konstitusi

Dia menyerukan lebih banyak demokrasi dan mengatakan rakyat Thailand tidak menginginkan seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman.

"Kami ingin raja menyerahkan takhta, kami ingin raja berhenti melecehkan rakyat Thailand," teriak Junya di luar vila Raja Maha di Tutzing, Jerman.

Kedutaan Besar Thailand di Berlin tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Sementara itu, Istana Kerajaan Thailand tidak memberikan komentar dan tidak memberikan tanggapan atas aksi unjuk rasa di Thailand.

Baca juga: Mulai Berani Pertanyakan Raja Thailand, Anak Muda Ini Jadi Sorotan

Para pengunjuk rasa mulai berani menantang monarki Thailand, melanggar tabu yang sudah lama ada, dengan menuntut reformasi monarki sejak Agustus.

Seruan reformasi monarki semakin bergema dalam aksi unjuk rasa yang dihadiri oleh puluhan ribu rakyat Thailand akhir pekan lalu di Bangkok.

Jagad media sosial Thailand juga tak kalah ramainya. Tanda pagar (tagar) #RepublicofThailand menjadi tren di Thailand pada Jumat setelah parlemen menunda menanggapi permintaan pengunjuk rasa untuk perubahan konstitusi.

Plakat simbolis yang dipasang di pot bunga di depan vila Raja Maha menyerupai salah satu plakat yang dipasang di dekat Istana Kerajaan di Bangkok akhir pekan lalu.

Baca juga: Plakat Menantang Raja Thailand Dicopot, Demonstran Bersumpah Akan Balas

Raja Maha telah naik takhta sejak 2016 tetapi menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman, tempat putranya yang berusia 15 tahun bersekolah.

Gaya hidup sang raja telah lama menjadi makanan bagi tabloid Jerman, bahkan ketika dia masih menjadi Putra Mahkota.

Sementara di Thailand, kehidupan glamour Raja Maha di Jerman tidak dimuat di media arus utama di negara tersebut.

Pasalnya, di Negeri “Gajah Putih” undang-undang lese majeste menetapkan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi siapa pun yang menghina monarki.

Baca juga: Mengenal Hukum Lese-Majeste, Lindungi Raja Thailand dari Kritikan

Pengunjuk rasa Thailand mengeluh tentang biaya dan gaya hidup raja mereka Eropa serta ketidakhadirannya dari kerajaan.

Para pengunjuk rasa di Thailand berusaha untuk mengurangi kekuasaan raja di bawah konstitusi dan juga untuk menghilangkan kendali langsung atas kekayaan kerajaan senilai puluhan miliar dollar AS dan beberapa unit tentara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com