NEW YORK, KOMPAS.com - Kesenjangan rasial di Amerika Serikat (AS) telah meluas dalam kasus pandemi virus corona AS pada anak-anak, yang tercermin dari 2 laporan pemerintah yang berdasar studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), dirilis pada Jumat (7/8/2020).
Melansir Associated Press pada Jumat (7/8/2020), salah satu laporan CDC mengamati anak-anak dengan Covid-19 yang membutuhkan rawat inap.
Virus corona telah mengekspos kesenjangan. Anak-anak Hispanik dirawat di rumah sakit pada kelas delapan, sedangkan anak-anak dari kulit putih dan kulit hitam dirawat di rumah sakit pada kelas lima lebih tinggi.
Laporan CDC pertama yang dirilis pada Jumat itu didasarkan pada kasus-kasus dari 14 negara bagian.
Para peneliti menghitung 576 anak yang dirawat di rumah sakit karena virus corona dari 1 Maret hingga 25 Juli.
Baca juga: Tegakkan Pencegahan Virus Corona, Venezuela Terapkan Hukuman Push Up sampai Kerja Bakti
Setidaknya ada 12 anak yang menderita virus corona yang cukup berat, sehingga membutuhkan mesin bantuan pernapasan dan 1 anak meninggal.
Tingkat rawat inap infeksi virus corona untuk anak-anak Hispanik ada sekitar 16,4 persen. Tarif untuk anak kulit hitam adalah 10,5 persen, dan untuk anak kulit putih 2,1 persen.
Sejumlah faktor yang mungkin dapat menjelaskan perbedaan tersebut, kata Dr Cyrus Shahpar, yang mengawasi upaya pencegahan epidemi untuk organisasi data dan advokasi nirlaba yang disebut Vital Strategies.
Persentase yang lebih besar dari anak-anak Hispanik dan Kulit Hitam di rumah sakit, bisa jadi disebabkan karena kurangnya kemudahan mereka akses perawatan rumah sakit sebelumnya, sehingga menyebabkan penyakit semakin parah.
Baca juga: Virus Corona Jadi Penyebab Korban Tewas akibat Ledakan di Lebanon Tidak Tinggi
Sebagian besar kasus virus corona dan kematian terjadi pada orang dewasa, dan anak-anak dianggap cenderung tidak mengalami gejala serius saat terinfeksi.
Dari hampir 5 juta kasus yang dilaporkan di AS pada Rabu (5/8/2020), sekitar 265.000 atau 5 persen dari total kasus terjadi pada anak-anak berusia 17 tahun ke bawah. Lebih dari 156.000 kematian yang dilaporkan pada saat itu, 77 atau sekitar 0,05 persen adalah anak-anak.
Laporan CDC kedua berfokus pada 570 anak yang didiagnosis dengan kondisi langka, yang disebut CDC sebagai sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak, atau MIS-C. Sepuluh dari mereka meninggal.
Beberapa anak dengan sindrom ini memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki, kondisi masa anak-anak langka lainnya yang dapat menyebabkan pembengkakan dan masalah jantung.
Baca juga: Ini Beberapa Alasan Kasus Covid-19 di India Lampaui 2 Juta
Gejala lain termasuk demam, sakit perut, muntah, diare, sakit leher, ruam, mata merah atau merasa sangat lelah.
“Masalah mendasar yang menghasilkan MIS-C tampaknya adalah disfungsi sistem kekebalan,” kata Dr Ermias Belay, yang memimpin tim CDC yang menyelidiki kasus MIS-C.
Ia menerangkan bahwa anak dengan kasus MIS-C memiliki sistem kekebalan yang berlebihan ketika melihat virus, yaitu melepaskan bahan kimia yang dapat merusak berbagai organ.
Laporan CDC mencakup penyakit MIS-C ini dimulai dari pertengahan Februari hingga pertengahan Juli di 40 negara bagian yang melaporkan kasus.
Baca juga: Covid-19 di India telah Lampaui 2 Juta Kasus
Laporan tersebut menemukan bahwa 13 persen anak-anak dengan kondisi tersebut berkulit putih, sementara 33 persen berkulit hitam dan lebih dari 40 persen adalah Hispanik.
Secara keseluruhan, sekitar setengah dari anak-anak AS berkulit putih, sekitar 25 persen Hispanik, dan sekitar 14 persen berkulit hitam, menurut perkiraan populasi.
Ilmuwan masih mempelajari kondisi rasial anak terhadap penyakit.
Para ahli mengatakan genetika tidak ada hubungannya dengan mengapa beberapa kelompok ras dan etnis lebih mungkin terinfeksi oleh virus, sakit parah karenanya atau mati karenanya.
Namun, menurut Shahpar dan Belay mengatakan, belum jelas apakah genetika berperan dalam kondisi peradangan pada masa kanak-kanak.
Baca juga: Karena Covid-19, 30 Juta Orang Amerika Jadi Pengangguran dan Bergantung Dana Tunjangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.