Respons seorang perwira senior ini menguraikan apa yang tampaknya menjadi kasus utamanya.
Ia menggambarkan kematian dari sepupu Saifullah, Ahmad Shah. "Pada dasarnya untuk yang ke-10 kalinya dalam 2 minggu terkahir, ketika mereka mengirim B (pria Afghanistan kembali ke A (gudang), untuk membuka tirai. Dia muncul kembali dengan AK (senapa serbu AK-47)."
Email terakhir berisi informasi penembakan di luar ruangan terhadap salah satu hingga 2 saudara laki-laki, Saddam.
Baca juga: Industri Teknologi Seks Laku Keras Selama Pandemi, Pemerintah Inggris Tanamkan Investasi
"Dan akhirnya mereka (pasukan SAS) menembak seorang laki-laki yang bersembunyi di balik semak-semak dan membawa granat di tangan. Anda tidak bisa melakukannya!"
Namun, dalam rincian laporan, ada yang aneh dari kematian itu, di mana para pria Afghanistan memiliki senapan serbu AK-47 dan granat dari tempat tidur, serta di balik tirai yang petugas SAS perintahkan untuk dibuka, telah membuat heran.
Dalam satu catatan yang ditulis pada hari pembunuhan, seorang perwira mengatakan dia telah melakukan pertemuan "sangat sulit" dengan kolonel yang bertanggung jawab atas unit mitra Afghanistan (APU) tentang insiden itu.
Kolonel itu membawa sembilan tentaranya, salah satunya adalah kerabat keluarga Saifullah, yang memberi jaminan bahwa orang-orang yang telah SAS bunuh itu adalah guru dan petani, bukan pendukung Taliban.
Pertemuan itu dianggap telah menjadi sangat panas, sehingga seorang prajurit Afghanistan menarik pistolnya, dan diminta untuk menembak salah seorang mentornya di Special Boat Squadron (SBS), resimen maritim SAS.
Seorang petugas Special Boat Squadron (SBS) menulis, "Dia (kolonel) berusaha berulang kali meminta saya untuk menjelaskan kepada petugas (hadir di ruangan) mengapa keluarganya (Saifullah) ditahan, dan kemudian dibunuh oleh Inggris, tanpa ada bukti (kejahatan)."
Baca juga: Layanan Kesehatan Nasional Asal Inggris Ciptakan Aplikasi untuk Menekan Penyebaran Covid-19
Kolonel itu mengatakan bahwa tentaranya melaporkan bahwa tidak ada yang menembaki pasukan koalisi, tetapi warga sipil "tetap saja ditembaki".
Catatan petugas menambahkan, "Dia menyarankan bahwa 2 orang ditembak ketika berusaha melarikan diri, dan 2 orang lainnya dibunuh tepat sasaran setelah mereka ditahan dan digeledah."
Kematian dan perilaku SAS di Afghanistan menjadi perhatian Markas Besar di Inggris. Seorang komandan senior mendengar dari orang-orang tampaknya ada kebijakan dari SAS tentang "pejuang usia laki-laki ... bahkan ketika mereka tidak menimbulkan ancaman".
Dalam sebuah catatan ia juga mengatakan ada kekhawatiran kedua bahwa "jumlah kejadian dimana" kepala keluarga "B (pria Afghanistan) diundang untuk memimpin pembersihan kompleks dan kemudian dilibatkan, lalu dibunuh".
Pada bulan yang sama pada April 2011, seorang komandan pasukan khusus mengirim ulasan ke atasan tentang semua serangan SAS sejak Desember 2010 yang rinci, dan menimbulkan kekhawatiran karena jumlah orang yang terbunuh lebih tinggi daripada jumlah senjata yang sebenarnya ditemukan oleh SAS di tempat kejadian.
Dia menyimpulkan, "Dalam pandangan saya, ada cukup banyak hal di sini untuk meyakinkan saya bahwa kita sedang melakukan beberapa kesalahan saat ini."
Baca juga: Angka Kematian di Inggris Tertinggi Se-Eropa Selama Pandemi Covid-19