Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Israel Belum Duduki Tepi Barat?

Kompas.com - 24/07/2020, 16:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Tanpa hingar bingar Israel menunda rencana aneksasi Tepi Barat Yordan. Penyebabnya adalah wabah corona yang memicu krisis politik. Vakumnya hal itu membuka ruang bagi satu solusi lain untuk masa depan Palestina.

 

Perhatian dunia terpaku ke arah Tepi Barat Yordan pada 1 Juli silam, ketika Israel berencana akan menjalankan fase pertama peta jalan damai yang diusulkan Presiden AS Donald Trump, yakni menduduki Lembah Yordania.

Namun apa daya, rencana itu tergerus oleh masalah lain yang lebih mendesak. Pada 1 Juli lalu, ketika Israel akan aneksasi Palestina, gelombang kedua wabah corona di Israel mulai mengganas, dengan mencatat angka kematian tertinggi sejak awal pandemi.

Pada hari itu sebanyak 1.013 warga tercatat positif mengidap virus corona. Kini angka penularan sudah mencapai 2.000-an kasus per hari.

Baca juga: Sebut Ilegal, Jerman Tolak Rencana Aneksasi Israel di Tepi Barat

Oleh karenanya, Menteri Luar Negeri israel, Gabi Ashkenazi mengakui rencana aneksasi “sedang tidak diagendakan saat ini,” ujarnya seperti dikutip kantor berita DPA, Minggu (21/7/2020).

“Kami katakan sebelumnya, tanggal 1 Juli bukan tanggal sakral. Apa yang sakral adalah negara Israel dan keamanannya,” kata Ashkenazi dalam sebuah wawancara dengan harian Yediot Ahronot.“Kami tetap berpegang pada posisi kami,” imbuhnya.

“Saat ini (aneksasi Palestina) tidak ada di dalam agenda pemerintah, tidak ada diskusi atau rapat konsultasi. Kami semua berkomitmen menyelamatkan ekonomi dan menanggulangi penyakit ini," ujar Ashkenazi seraya menambahkan bahwa pemerintah sedang “tidak berniat” membahas kelanjutan rencana aneksasi.

Baca juga: Jika Israel Caplok Tepi Barat, Palestina Peringatkan Bakal Ada Intifada

Wabah corona lahirkan krisis politik

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sendiri lebih banyak bungkam. Di tengah wabah Covid-19 yang kian mengganas, dia masih menjalani proses pengadilan seputar dakwaan kasus korupsi.

Baru pada Minggu (20/7/2020) lalu pengadilan di Yerusalem menunda proses peradilan hingga Januari 2021.

Netanyahu belakangan banyak dihujani kritik seputar kinerja pemerintahannya dalam menanggulangi wabah.

Pada Sabtu lalu (19/7/2020) ratusan orang berdemonstrasi di depan kediaman perdana menteri, sementara ribuan lain menuntut bantuan ekonomi saat menggelar aksi di pantai Tel Aviv.

Dengan angka populasi yang berjumlah 9 juta penduduk, Israel hingga kini mencatat lebih dari 50.000 kasus penularan virus corona dengan 430 kasus kematian.

Gelombang kedua diyakini berawal Mei lalu, ketika pemerintah mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial dan karantina.

Baca juga: Israel Lega Investigasi Kejahatannya di Palestina Ditunda

 

Saat itu Netanyahu secara antusias meminta warga agar keluar rumah dan singgah di kedai minum.

Menurut laporan kantor berita DPA, PM Israel itu berseloroh betapa Israel termasuk negara elit di dunia yang berhasil meredam krisis wabah virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com